Berita Palestina

15.000 Tentara Terluka di Gaza, Pimpinan Militer israel Undur Diri

Lebih dari 15.000 tentara israel terluka dalam perang genosida israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, kantor berita Anadolu melaporkan, mengutip Kementerian Pertahanan negara tersebut (29/1/2025).

Angka yang diumumkan oleh kementerian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka yang dilaporkan oleh pihak militer, yang berjumlah 5.667 pada periode yang sama, kata laporan itu.

Menurut angka militer yang dikeluarkan oleh tentara, 841 tentara telah tewas dan 5.667 lainnya terluka sejak pecahnya perang Gaza, lapor Anadolu.

Laporan tersebut menyebutkan Kementerian Pertahanan tidak menjelaskan perbedaan besar antara kedua angka tersebut.

Ia menambahkan bahwa tentara yang terluka telah memasuki program rehabilitasi di Departemen Rehabilitasi kementerian, menurut Kementerian Pertahanan.

Pekan lalu, Kepala Staf israel Herzi Halevi mengumumkan pengunduran dirinya, mengawali serangkaian pengunduran diri dalam kepemimpinan tentara israel menyusul apa yang dianggap kegagalan pada 7 Oktober 2023.

Pengunduran diri Halevi akan berlaku efektif pada 6 Maret 2025.

Dalam surat pengunduran dirinya, Halevi menyatakan, “Tentara israel gagal dalam misinya membela israel, dan negara harus membayar mahal.”

Halevi secara eksplisit menyatakan: “Saya bertanggung jawab atas kegagalan tentara pada 7 Oktober 2023,” dan menambahkan, “Tanggung jawab saya atas kegagalan yang mengerikan ini menemani saya hari demi hari, jam demi jam.”

“Kami menderita banyak korban jiwa, dan perang meninggalkan luka dan bekas luka di antara banyak tentara kami dan keluarga mereka,” lanjut Kepala Staf israel. Namun, ia juga mengklaim bahwa “tentara melancarkan perang selama berbulan-bulan di tujuh front dan mencapai prestasi yang mengubah wajah Timur Tengah.”

Tak lama setelah pengumuman Halevi, Kepala Komando Selatan tentara israel, Yaron Finkelman, juga mengumumkan pengunduran dirinya.

Dalam surat pengunduran dirinya, Finkelman menyatakan: “Saya gagal pada tanggal 7 Oktober untuk melindungi Negev barat (Naqab), menambahkan bahwa “kegagalan tanggal 7 Oktober terpatri dalam hidup saya selamanya.” (is/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.