30% Warga israel Terkena Sindrom Kepanikan
israel melaporkan bahwa peningkatan sebesar 30 persen telah tercatat di antara warganya yang mencari bantuan psikologis. Peningkatan sebesar 30 persen tercatat di antara warga israel yang mencari bantuan psikologis karena serangan panik yang disebabkan oleh serangan pejuang Libanon di israel, Channel 14 israel melaporkan, menurut Al-Jazeera (25/9/2024).
Sebuah asosiasi israel yang menyediakan dukungan psikologis mengatakan pada hari Selasa bahwa peningkatan tersebut tercatat di antara penduduk di wilayah utara negara itu dan terjadi dalam dua hari terakhir, Al-Jazeera melaporkan.
Channel 14 menunjukkan bahwa ratusan ribu penduduk di wilayah utara menjalani realitas baru karena eskalasi antara israel dan para pejuang di Libanon.
Saluran israel tersebut menambahkan dengan mengutip Ofer Yehezkeli, wakil walikota Kiryat Shmona di wilayah utara, bahwa sekolah-sekolah ditutup karena perkembangan keamanan dan suara sirene yang terus-menerus.
Sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Selasa oleh Wall Street Journal menguraikan kemampuan militer pejuang Libanon yang tangguh dan memperingatkan tentang konsekuensi yang berpotensi parah yang dapat dihadapi israel jika terlibat dalam perang skala penuh dengan kelompok pejuang Libanon tersebut.
Menurut WSJ, serangan udara israel baru-baru ini dan ledakan yang dikendalikan dari jarak jauh menunjukkan keunggulan israel dalam hal intelijen dan teknologi. Namun, jika perang habis-habisan pecah, dinamika konflik dapat berubah dengan cepat karena israel akan menghadapi kerugian strategis.
“Pejuang Libanon tidak akan berusaha memenangkan perang dengan israel dalam pengertian konvensional. Sebaliknya, mereka akan berusaha menjerumuskan pasukan israel dalam perang yang melelahkan, seperti halnya pejuang kemerdekaan Palestina, kelompok yang lebih kecil dan kurang bersenjata, yang berhasil bertahan dari serangan israel selama 11 bulan di Gaza,” kata WSJ. (is/knrp)