Donia Abu Mohsen, Kisah Memilukan Anak Palestina di Gaza
Juru bicara UNICEF berbagi kisah tentang Donia Abu Mohsen yang berusia 12 tahun yang terbunuh oleh penembakan israel terhadap Rumah Sakit Nasser.
Donia sebelumnya terluka akibat serangan israel di rumahnya dan kedua kakinya diamputasi dan dia mendapat perawatan di rumah sakit.
“Ketika rumahnya di Khan Yunis hancur total, dia terluka dan kemudian kaki kanannya diamputasi,” kata Elder.
“Dia kehilangan kedua orang tuanya dan dua saudara laki-lakinya. Tapi Donia tidak kehilangan harapan. Dia bercerita kepada kami tentang mimpinya menjadi pengacara. Dia berkata, “Saya merasakan ketidakadilan. Ketika saya besar nanti, saya akan menjadi pengacara sehingga saya dapat menikmati hak-hak saya dan hak semua anak.”
“Donia adalah salah satu orang yang terbunuh di Rumah Sakit Nasser pada hari Ahad, sehari setelah dia membagikan kisah harapannya,” katanya sambil bertanya-tanya.
“Lalu kemana anak-anak dan keluarga mereka pergi? Mereka tidak aman di rumah sakit. Mereka tidak aman di tempat penampungan. Dan mereka tentu saja tidak aman di zona yang disebut sebagai zona ‘aman’.”
Elder mengatakan bahwa “zona aman” adalah sebidang kecil tanah tandus, atau sudut jalan, atau bangunan setengah jadi, tanpa air, tanpa fasilitas, tanpa perlindungan dari dingin dan hujan, serta tanpa sanitasi.
“Jadi tanpa air dan sanitasi atau tempat berlindung, apa yang disebut zona aman ini akan menjadi zona penyakit. Kasus diare pada anak di atas 100.000. Kasus penyakit pernapasan akut pada warga sipil berada di atas 150.000. Kedua angka tersebut merupakan angka yang terlalu rendah dari kenyataan yang menyedihkan,” katanya.
Elder menjelaskan bahwa selama 48 jam terakhir, rumah sakit terbesar yang masih berfungsi penuh telah diserang sebanyak dua kali. Rumah sakit tersebut, Al Nasser di Khan Yunis, tidak hanya menampung sejumlah besar anak-anak yang terluka parah akibat serangan terhadap rumah mereka, namun juga ratusan perempuan dan anak-anak yang mencari keselamatan. (is/knrp)