Konvoi Makanan PBB Diserang Artileri israel di Gaza
Konvoi makanan diserang artileri israel di Jalur Gaza pada hari Senin, kata badan pengungsi Palestina PBB atau UNRWA, seperti yang dilaporkan Anadolu Agency (5/2/2024).
“Pagi ini, konvoi makanan yang menunggu untuk pindah ke Gaza Utara terkena tembakan angkatan laut israel,” kata ketua UNRWA di Gaza, Thomas White, pada X.
Tidak ada yang terluka dalam serangan itu.
“Kami tidak bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan jika ada serangan,” kata Badan tersebut. “Akses kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan sangat dibutuhkan di mana pun, termasuk di bagian utara Gaza.”
Sejak serangan israel di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, telah terjadi beberapa serangan yang mengganggu distribusi bantuan, termasuk serangan tanggal 25 Januari terhadap warga sipil yang menunggu bantuan kemanusiaan yang menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai sedikitnya 150 orang.
israel menuduh beberapa pegawai UNRWA terlibat dalam serangan tanggal 7 Oktober yang dilakukan kelompok Palestina, Hamas, yang menurut israel menewaskan hampir 1.200 orang.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Sejumlah negara, termasuk Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, AS, Prancis, Austria, dan Jepang untuk sementara waktu menangguhkan dukungan keuangan kepada UNRWA karena tuduhan israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan menyeluruh dan segera atas tuduhan israel. Seruan Guterres ditanggapi dengan penyelidikan mandiri yang diprakarsai oleh UNRWA.
israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 27.365 warga Palestina dan melukai 66.630 lainnya.
Serangan israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (is/knrp)