Perayaan Ramadhan Tetap Ada di Kamp Pengungsi Gaza
israel telah menghancurkan segalanya di wilayah kami. Mereka tidak meninggalkan apa pun, baik manusia, batu, pohon, binatang, atau burung.” ujar Osama Mazin Shurrab.
Pria Palestina ini tidak ingin menghabiskan sisa bulan suci Ramadhan di rumahnya sendiri di Gaza utara, hanya karena rumahnya hancur akibat serangan israel.
Tapi setidaknya Osama Mazin Shurrab ingin menghabiskan Ramadhan di dekat reruntuhan rumahnya, bahkan reruntuhan seluruh lingkungan.
“Saya ingin bisa menghabiskan sisa Ramadhan bersama keluarga saya di daerah tempat kami tinggal, bukan di rumah kami karena sudah hancur tapi paling tidak, saya ingin kami tinggal di daerah tempat kami dibesarkan bersama tetangga kami. dan teman-teman, serta orang-orang yang kami cintai,” kata Shurrab kepada The Palestine Chronicle.
“israel telah menghancurkan segalanya di wilayah kami. Mereka tidak meninggalkan apa pun, baik manusia, batu, pohon, binatang, atau burung. Kota saya yang indah, Khan Yunis, telah dihancurkan oleh pendudukan keji ini,” tambahnya.
Shurrab menceritakan kepada kami bahwa tahun lalu, dia menjadikan Ramadhan sangat istimewa dan meriah untuk anak-anaknya, namun tahun ini, dia tidak dapat melakukan hal yang sama karena perang dan pengungsian.
“Jadi, saya memutuskan untuk menciptakan kembali suasana kemeriahan, meski tidak sama,” ujarnya. “Saya ingin membawa kebahagiaan bagi keluarga saya dan semua orang di sekitar kami.”
“Kami membuat orang bahagia,” lanjut Shurrab. “Mereka kelaparan dan putus asa karena perang dan kelaparan, tapi saya yakin setiap orang mampu melakukan sesuatu. Kami bahkan berhasil membuat Qatayef (makanan penutup Ramadhan spesial).” (is/knrp)