Mahasiswa Oxford Inggris : Kami Akan Terus Berdemo Sampai Palestina Terbebaskan
Mahasiswa dari Universitas Oxford melanjutkan perkemahan pada hari Jumat untuk hari kelima dalam solidaritas dengan Jalur Gaza untuk menuntut divestasi penuh dari israel dan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang terkait dengan israel, Anadolu melaporkan (11/4/2024).
Para siswa telah menghadiri perkemahan dengan puluhan tenda di luar Museum Pitt Rivers di Oxford di mana orang-orang dari berbagai latar belakang diterima.
Mereka terus melakukan protes dalam suasana solidaritas di area tempat salat Jumat kongres dilaksanakan yang dihadiri banyak orang.
Selain musala, perkemahan ini juga mencakup tenda medis, tempat makanan ringan, dan tempat pertemuan, dengan banyak bendera dan tanda Palestina. Salah satunya berbunyi: “Generasi demi generasi, hingga pembebasan total.”
Ada juga ruang media yang diberi nama sesuai nama jurnalis perempuan Palestina yang terbunuh akibat serangan israel dan perpustakaan peringatan, yang diberi nama sesuai dengan nama Refaat Alareer, seorang profesor, penyair, dan penulis Palestina terkemuka, yang tewas dalam serangan udara di Gaza pada bulan Desember.
Terlepas dari pernyataan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak baru-baru ini yang memerintahkan administrator universitas untuk melindungi mahasiswa Yahudi dari “pelecehan” dan “pelecehan anti-semit” di kampus, mahasiswa Yahudi termasuk di antara mereka yang menghadiri protes di Oxford.
‘Saya merasa lebih aman di sini, di perkemahan ini’
Kendall Gardner, seorang pelajar Yahudi berusia 25 tahun, mengatakan dia “sama sekali” tidak khawatir untuk ikut dalam protes tersebut.
Daniel Knorr, seorang mahasiswa biokimia berusia 22 tahun di Universitas Oxford, mengatakan kepada Anadolu bahwa para pengunjuk rasa mengambil tindakan terhadap universitas tersebut untuk mendorong universitas tersebut agar tidak terlalu terlibat dalam genosida.
“Oxford, sebagai sebuah institusi, telah sangat terlibat dalam berbagai jenis proyek kolonial selama bertahun-tahun, terutama sekarang dengan adanya negara apartheid dan genosida di israel,” katanya.
Knorr mengatakan para pengunjuk rasa menuntut universitas tersebut mengungkapkan semua informasi tentang investasinya karena mereka ingin tahu apakah biaya yang mereka keluarkan digunakan untuk mendanai pembantaian rakyat Palestina. (is/knrp)