PBB: Gaza butuh sedikitnya 16 tahun untuk Lakukan Rekonstruksi Rumah yang Hancur
Jenewa – Menurut laporan yang dikeluarkan PBB pada hari Kamis (2/6) bahwa rekonstruksi rumah yang hancur di Jalur Gaza setidaknya membutuhkan waktu hingga tahun 2040, bahkan bisa memakan waktu beberapa dekade, seperti yang dilansir oleh laman situs swissinfo.ch.
Pengeboman penjajah israel yang terus berlanjut sejak tujuh bulan lalu, menyebabkan kerugian milyaran dolar dan menyebabkan gedung beton bertingkat di Jalur Gaza yang padat penduduk menjadi puing-puing. Pejabat PBB menggambarkan kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza seperti “permukaan bulan”.
Data-data Palestina menunjukkan bahwa 80 ribu rumah hancur akibat pengeboman penjajah israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Pengeboman keji tersebut mengakibatkan puluhan ribu orang Palestina gugur.
Penilaian kontruksi yang dikeluarkan Program Pembangunan PBB (UNDP) bahwa jika skenario terbaik tercapai dengan asumsi bahan bangunan dikirim lima kali lebih cepat, dibandingkan krisis Jalur Gaza sebelumnya pada tahun 2021, rekonstruksi rumah-rumah yang hancur dapat selesai pada tahun 2040.
Namun, penilaian pembangunan PBB mengatakan Jalur Gaza membutuhkan sekitar 80 tahun untuk memulihkan seluruh unit rumah yang hancur jika laju rekonstruksi yang dilakukan sama dengan pemulihan laju serangan sebelum-sebelumnya ke Jalur Gaza.
Dalam laporan terpisah yang didasarkan pada citra satelit yang dianalisa PBB, bahwa 85,8 persen sekolah di Jalur Gaza mengalami kerusakan sejak 7 Oktober lalu. Laporan tersebut juga menyebutkan, bahwa lebih dari 70 persen sekolah membutuhkan rekonstruksi besar-besaran dan menyeluruh.
Penilaian UNDP memberikan proyeksi terkait dampak perang terhadap sosial dan ekonomi berdasarkan durasi waktu perang saat ini, dengan perkiraan penderitaan para pengungsi yang akan terur berlanjut hingga beberapa dekade ke depan.
“Tingkat kematian yang terjadi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, serta kehancuran besar-besaran dan peningkatan tajam angka kemiskinan dalam waktu singkat menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius yang mengancam generasi mendatang,” kata Direktur Program Pembangunan PBB. Menurut laporan yang telah dilansir jika perang berlanjut selama 9 bulan, angka kemiskinan di kalangan warga Palestina di Jalur Gaza akan meningkat dari 38,8 persen pada akhir 2023, menjadi 60,7 persen. Angka itu menempatkan sebagian besar warga Palestina di Jalur Gaza kelas menengah ke bawah di bawah garis kemiskinan. (wm/knrp)