israel Hancurkan Rumah-rumah dan Curi Ratusan Ternak Warga Palestina di Tepi Barat
Pasukan penjajah israel hari ini menghancurkan empat rumah warga Palestina, sebuah tenda dan dua fasilitas lainnya di Masafer Yatta, selatan Hebron di Tepi Barat selatan (14/8/2024).
Sumber lokal melaporkan bahwa pasukan penjajah menyerbu komunitas Badui Um Al-Khair di Masafer Yatta, dan melibas empat rumah, sebuah tenda dan dua karavan milik Yasser Al-Hathalin dan putranya Adi, Anis dan Ali. Tiga puluh warga Palestina mengungsi akibat tindakan tersebut. Penjajah juga menghancurkan jaringan air, tangki dan unit energi surya.
Hal ini terjadi dua bulan setelah pasukan israel menghancurkan sebuah rumah dan tenda milik keluarga Al-Hathalin, sebagai bagian dari operasi pembongkaran skala besar yang menargetkan 11 rumah dan tempat tinggal serta sejumlah tenda dan fasilitas di komunitas Um Al-Khair. .
israel baru-baru ini meningkatkan operasi pembongkaran di Masafer Yatta secara signifikan, sebagai bagian dari upaya untuk mengusir penduduk dari daerah tersebut guna membuka jalan bagi perluasan pemukiman ilegal. “Masafer Yatta adalah wilayah strategis bagi pemukim, karena memungkinkan mereka untuk membagi wilayah Palestina. dari selatan dan terhubung dengan pemukim di Lembah Yordan,” Jamal Juma’, direktur Stop the Wall, sebuah organisasi Palestina yang mendokumentasikan pembangunan Tembok Pemisah dan permukiman ilegal israel, sebelumnya menjelaskan.
Selain itu sekelompok pemukim ilegal Yahudi telah mencuri lebih dari 200 domba milik warga Palestina di desa Ein Al-Auja, di timur laut Jericho, kantor berita Wafa melaporkan (14/8/2024).
Pengawas Organisasi Al-Baidar untuk Membela Hak-Hak Orang Badui, Hasan Mleihat, mengatakan bahwa para pemukim dari pos-pos terdekat menargetkan kawanan warga setempat. Dia menambahkan bahwa komunitas tersebut adalah salah satu komunitas terbesar di Tepi Barat dan sering menjadi sasaran serangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh tentara dan pemukim israel.
Menurut Wafa, serangan tersebut mencakup penyerangan fisik terhadap warga, pembongkaran rumah dan penyitaan tanah, perusakan tanaman, penyitaan properti, penyergapan di malam hari untuk meneror warga, dan mencegah para penggembala mengakses padang rumput. Menyusul serangan terhadap Ein Al-Auja pada bulan Juni, pemukim Yahudi menggeledah rumah dan kandang ternak sebelum mencuri sepuluh ekor domba, jelas Mleihat. Dia menambahkan bahwa para pemukim juga menyerang warga dan melepaskan tembakan.
Provokasi-provokasi ini semakin intensif akhir-akhir ini, bertepatan dengan tumbuhnya pos-pos kolonial di wilayah barat laut Yerikho. Dia mencatat bahwa otoritas penjajah dan pemukim memanfaatkan perang di Gaza untuk melakukan operasi pengungsian kolektif terbesar terhadap komunitas Badui di Tepi Barat yang diduduki.
israel secara ilegal telah menyita sekitar 27.000 hektar tanah di Tepi Barat yang diduduki dan memaksa 25 komunitas Palestina untuk meninggalkan wilayah tersebut sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober lalu. Negara apartheid ini terus melakukan perampasan tanah selama puluhan tahun, sebuah badan pemerintah Palestina melaporkan awal tahun ini.
Seperti ratusan kota dan desa Palestina lainnya di Tepi Barat, desa Ein Al-Auja terletak di “Area C” menurut Perjanjian Oslo, sehingga desa tersebut berada di bawah kendali penuh militer dan administratif israel. Semua pemukiman israel dan pemukim yang tinggal di dalamnya adalah ilegal menurut hukum internasional. (is/knrp)