Alasan Kenapa israel Serang Tepi Barat Saat Sumber Daya Militernya Hampir Habis
Operasi besar yang melibatkan banyak pihak di Tepi Barat, Palestina, pada Rabu (28/8/2024)merupakan tanda terbaru bahwa israel khawatir wilayah itu akan lepas kendali. israel telah menghadapi kelompok bersenjata generasi baru, terutama di Jenin, sebelum perang di Gaza meletus Oktober lalu. Namun kini pertempuran berkecamuk di sejumlah kamp pengungsi di wilayah utara Tepi Barat, termasuk yang diserang hari ini, dikutip dari Sindonews.com.
Bangkitnya perlawanan di Tepi Barat memberi sinyal jelas kepada penjajah israel bahwa perang besar bisa terjadi di tengah jantung wilayah israel yang berarti sangat mungkin israel akan kalah dalam beberapa Waktu saja.
“Ini seperti kanker. Menyebar,” kata Jenderal israel Ziv, mantan kepala divisi operasi IDF, dilansir BBC. “Tidak diragukan lagi bahwa intensitas di Samaria (istilah israel untuk wilayah utara Tepi Barat) kini setara atau bahkan lebih dari intensitas perang di Gaza.”
Namun, taktik IDF yang lebih agresif, termasuk serangan udara, penggerebekan yang sangat merusak ke kamp-kamp pengungsi, dan meningkatnya jumlah korban sipil, berisiko mengubah kelompok bersenjata menjadi pahlawan lokal, dengan semakin banyak pemuda Palestina yang bersedia untuk bergerak.
Langkah-langkah terbaru pemerintah israel untuk menciptakan permukiman Yahudi baru di seluruh Tepi Barat, dan tindakan yang semakin keras dari beberapa pemukim Yahudi, hasilnya adalah suasana yang semakin mudah meledak. “Jelas kami tidak mengendalikan eskalasi di sana,” kata Jenderal Ziv.
Sementara itu, Mustafa Barghouti, pemimpin partai Inisiatif Nasional Palestina, bahwa kejadian di Tepi Barat menunjukkan “tentara israel berusaha membawa perang dari Gaza ke Tepi Barat”. “Apa yang Anda lihat di sini adalah perang sepihak oleh tentara israel yang pada dasarnya menyerang penduduk sipil di Tepi Barat,” kata Barghouti, menuduh israel melanggar hukum internasional. Ia juga mengklaim militer israel telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada orang-orang di kamp pengungsi Nur Shams, sesuatu yang dilaporkan oleh kantor berita Palestina Wafa, tetapi tidak dikonfirmasi oleh israel. “Persis seperti yang telah mereka lakukan di Gaza,” kata Barghouti tentang israel, “di mana mereka telah memaksa orang-orang untuk mengungsi dan meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi lagi.” (is/knrp)