Tidak Ada Terowongan, Kenapa israel Kalah Lawan Milisi Palestina di Jenin Tepi Barat?
Sebelum pengerahan pasukan besar-besaran selama enam hari ini, tentara israel sebelumnya juga pernah mengalami penyergapan yang mengakibatkan kematian seorang perwira dan melukai 16 tentara israel (IDF), pada akhir Juni lalu. Penyergapan mematikan di Jenin saat itu mengungkap bola api yang menggelinding di Tepi Barat yang diduduki dikutip dari tribunnews.
Bola api yang dimaksud adalah milisi perlawanan Palestina menampilkan peningkatan taktik dan kemampuan mereka untuk berkonfrontasi melawan agresi brutal tentara penjajah israel.
Dalam ulasannya Jumat (28/6/2024), Khaberni mengutip laporan Al-Jazeera, menggambarkan penyergapan Jenin sebagai salinan dari pola penyergapan milisi perlawanan Palestina di Gaza, namun kali ini lebih istimewa.
“Penyergapan Jenin ini dapat digambarkan sebagai hal yang luar biasa dalam semua detailnya karena kendaraan tempur (Ranpur) israel sudah menembus wilayah tersebut lebih dari sekali dan melibas infrastruktur kota dan kampnya,” tulis ulasan tersebut.
Menurut laporan yang disiarkan Al Jazeera oleh jurnalis Suhaib Al-Assa, penyergapan Jenin oleh milisi perlawanan Palestina terhadap tentara IDF seperti keajaiban keamanan dan militer.
Mengapa dianggap sebagai keajaiban militer? Perlu dicatat, semua bahan baku yang bisa digunakan untuk dijadikan alat peledak tidak diperbolehkan memasuki Tepi Barat.
Faktor lain, tentara penjajah israel yang unggul secara teknologi untuk menemukan, menindaklanjuti, dan melacak pelaksanaan penyergapan nyatanya tidak mampu untuk mengantisipasi penggunaan bahan peledak oleh milisi perlawanan Palestina dalam konfrontasi yang lazimnya tidak berimbang dari sisi personel dan persenjataan.
Hal lain, israel memantau setiap penyusup dan orang yang masuk di Tepi Barat dengan kemampuan yang lebih besar daripada memantau Jalur Gaza.
Tidak ada jaringan terowongan di Tepi Barat dan tidak ada jaringan komunikasi untuk milisi perlawanan yang tidak bergantung pada menara penyiaran dan perusahaan telekomunikasi israel, sementara drone israel melayang di mana-mana.
Intelijen israel juga mengetahui semua rincian orang dan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok perlawanan, dan siapa pun yang mungkin dicurigai terkait dengan kelompok perlawanan atau membantu mereka secara militer, keamanan, atau finansial akan segera ditangkap, mengingat adanya pasukan penjajah punya kebebasan penuh bergerak di Tepi Barat.
Pada kenyataannya, semua keunggulan israel di Tepi Barat itu sia-sia. Milisi perlawanan tetap ada, dan ada korban jiwa jatuh di pihak tentara IDF.
Tentara IDF mengatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa alat peledak yang sangat besar meledak di dalam kendaraan militer lapis baja, menyebabkan cedera di antara tentara di dalamnya.
Setelah sejumlah tentara lain tiba untuk mengevakuasi korban luka, dan 5 meter dari lokasi ledakan pertama, alat peledak lainnya meledak, menewaskan seorang perwira di unit penembak jitu tentara israel, dan melukai 16 tentara lainnya dalam dua ledakan tersebut.
Menurut pernyataan tentara penjajah, penyergapan tersebut sangat mengejutkan, terutama karena pasukan militer israel yang sedang dalam perjalanan menuju kamp telah menyelesaikan semua prosedur yang biasanya diperlukan sebelum melakukan penyerangan, yaitu menyisir jalan dengan buldoser untuk menghilangkan ranjau atau bom apa pun yang ditanam di jalanan. (is/knrp)