Pertama Kali Dalam Sejarah, Universitas Berkeley Buka Program Studi Palestina Pertama di AS
UC Berkeley telah mengumumkan pembentukan May Ziadeh Chair dalam Studi Palestina dan Arab, yang didukung oleh sumbangan sebesar $3,25 juta. Program yang dipimpin oleh Profesor Ussama Makdisi ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah, budaya, dan politik Palestina dan Arab, dengan rencana untuk memperluas ke bidang-bidang terkait seperti studi Pribumi, Latin, dan Kulit Hitam. Universitas juga telah memberikan tambahan dana sebesar $500.000 untuk kegiatan mahasiswa, beasiswa, dan konferensi.
“Sumbangan ini memungkinkan kami untuk memenuhi permintaan dan minat mahasiswa yang nyata terhadap sejarah Palestina modern,” kata Makdisi. “Ini memungkinkan kami untuk mengeksplorasi sejarah Palestina yang kompleks dan panjang yang multiagama dalam konteks dunia Arab yang lebih luas.”
Dekan Ilmu Sosial UC Berkeley, Raka Ray, menggambarkan program baru ini sebagai langkah penting: “Pada saat pemahaman tentang kompleksitas Timur Tengah lebih penting dari sebelumnya, hadiah ini memungkinkan Ilmu Sosial untuk mengambil peran utama dalam mendorong kajian kritis dan dialog.”
Pengumuman ini muncul saat UC Berkeley menjadi pusat protes mahasiswa pro-Palestina atas genosida yang didukung AS yang dilakukan di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki oleh militer israel. Demonstrasi di kampus tersebut menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mendesak Universitas untuk menarik investasi dari israel.
Di lain sisi, progam ini menjadi tantangan tersendiri karena lobi Zionist israel di AS selama ini berusaha untuk mencegah adanya pembahasan tentang Palestina di dunia akademik.
May Ziadeh (1886–1941), yang digambarkan sebagai pelopor feminis, penyair, dan penulis Palestina-Lebanon, berperan penting dalam membentuk kebangkitan budaya Arab di Timur Tengah modern. Dibesarkan di Nazareth dan kemudian menetap di Beirut dan Kairo, Ziadeh mewujudkan hubungan yang erat antara identitas Palestina dan dunia Arab yang lebih luas, menjembatani budaya dan gerakan intelektual di seluruh wilayah. (is/knrp)