Pakar Militer : Tentara israel Kelelahan di Perang Terlama Sejak Berdirinya israel
Media israel telah mengungkapkan bahwa israel telah berbicara selama berminggu-minggu tentang skenario sistematis mengalahkan kemampuan gerakan Hizbullah, di saat yang sama israel berusaha menyembunyikan sejauh mana merosotnya kemampuannya sendiri selama perang tahun lalu melawan Palestina di Gaza, serta baku tembak harian dengan Hizbullah di utara, Middle East Monitor (MEMO) melaporkan pada hari Rabu (9/10/2024).
Pakar urusan militer Yuval Azoulay, yang menulis di surat kabar ekonomi israel Calcalist, menjelaskan bahwa pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah telah menempatkan israel sedekat mungkin dengan perang besar dengan kondisi tentara israel yang kelelahan setelah perang terpanjang yang berkelanjutan dalam sejarahnya.
Laporan Azoulay mengonfirmasi bahwa pada tahun lalu, tentara kehilangan lebih dari 700 tentara di Gaza, dengan jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang terluka dalam berbagai tingkat, kata MEMO. Jumlah yang terakhir diperkirakan mencapai 11.000 pasukan tempur.
Ia menunjukkan bahwa menurut departemen rehabilitasi di Kementerian Pertahanan israel, jumlah tentara yang terluka meningkat setiap bulan sekitar 1.000 personil.
Ini merupakan jumlah korban luka terbanyak yang pernah dialami tentara israel, yang mana setara dengan 12 batalyon yang ditarik dari pertempuran.
Baik pasukan reguler maupun cadangan yang akan bertempur di garis depan utara, yang dianggap lebih sulit, lebih besar, lebih kompleks, dan lebih menantang, telah kehabisan tenaga akibat perang yang tak berkesudahan di Gaza, kata Azoulay.
Ia menuduh eselon politik di Tel Aviv bertanggung jawab atas situasi ini, karena tidak mampu mengelola strategi apa pun untuk tindakannya di Gaza, sementara jelas-jelas mengabaikan perang yang melelahkan di utara yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, tambah laporan itu. (is/knrp)