Pemukim israel Serang Petani di Tepi Barat dan Rusak Rumah Selama Panen Zaitun
Pemukim israel, yang didukung oleh pasukan penjajah, menyerang petani Palestina yang sedang memanen zaitun di kota Qusra, sebelah selatan Nablus, di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki (13/10/2024).
Menurut aktivis hak asasi manusia, Fouad Hassan, para pemukim, yang dilindungi oleh militer, melepaskan tembakan langsung saat menyerang petani dan merusak rumah-rumah di daerah tersebut. Kemarin, para pemukim juga menghancurkan puluhan pohon zaitun milik seorang penduduk Qusra.
Dalam insiden terpisah hari ini, pasukan israel memaksa petani di Beit Furik, sebelah timur Nablus, untuk meninggalkan ladang zaitun mereka. Saat musim panen zaitun dimulai di desa-desa dan kota-kota Nablus, serangan oleh para pemukim yang berada di bawah perlindungan militer semakin meningkat, demikian dilaporkan kantor berita Wafa.
Serangan oleh pasukan penjajah ini terjadi setelah Menteri Keamanan Nasional sayap kanan israel, Itamar Ben-Gvir, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membatalkan musim panen zaitun di Tepi Barat.
Banyak keluarga petani Palestina telah menanam pohon zaitun selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad, dan bergantung pada panen zaitun untuk mata pencaharian mereka. “Sekitar satu juta pohon zaitun, banyak di antaranya berusia ratusan tahun, telah dicabut oleh israel sejak 1967,” kata Saad Dagher, seorang ahli agronomi Palestina di Tepi Barat yang Diduduki, kepada wartawan, Carolina S Pedrazzi, tahun lalu.
“Mereka tidak hanya mencabut pohon-pohon itu dengan dalih bahwa mereka perlu memberi ruang bagi pemukiman atau infrastruktur Penjajah lainnya. Mereka juga mengklaim bahwa pohon zaitun merupakan ‘ancaman keamanan’ terhadap orang israel, karena pohon-pohon itu adalah tiang tempat orang Palestina bersembunyi untuk menyerang tentara. Itu gila.”
Selain itu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis kemarin, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk serangan kekerasan dan pencurian buah zaitun oleh milisi pemukim Yahudi bersenjata di berbagai wilayah Tepi Barat yang Diduduki. Kementerian itu juga mengecam pembakaran dan penebangan ratusan pohon zaitun, serta penolakan akses ke tanah, dengan menggambarkan tindakan-tindakan ini sebagai terorisme negara yang terorganisir dalam kerangka kampanye pembersihan dan pemindahan etnis oleh Pendudukan, yang bertujuan untuk mencegah berdirinya Negara Palestina.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa Penjajah israel, melalui eksploitasinya di Tepi Barat, perampasan tanah, dan intensifikasi kejahatan pembersihan etnis, khususnya di Area C, yang merupakan mayoritas Tepi Barat yang Diduduki, berupaya memperdalam aneksasinya atas Wilayah tersebut dan mengakar sistem apartheidnya. (is/knrp)