Tentara israel Desak Netanyahu Gencatan Senjata. Tentara Banyak yang Tewas, Peralatan Tempur Hancur.
Media israel melaporkan bahwa Menteri Pertahanan israel, Yoav Gallant, dan Kepala Staf israel, Herzi Halevi, meningkatkan tekanan kepada Perdana Menteri israel Benjamin Netanyahu untuk menyegel kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon karena banyaknya korban di pihak israel.
Surat kabar israel The Jerusalem Post mengatakan bahwa tentara penjajah israel ingin bergerak menuju gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, mengingat tingginya jumlah korban di dalam jajaran tentara israel, karena perlawanan yang kuat di kedua front dan prospek suram untuk mencapai keuntungan militer.
Menurut laporan The Jerusalem Post, Gallant dan Halevi juga mendesak perdana menteri israel untuk bekerja sama dalam kesepakatan untuk mengamankan pengembalian 101 tawanan israel, hidup atau mati, dari Jalur Gaza.
“Waktu sangat penting untuk memulangkan para sandera, yang kini disetujui sebagian besar pejabat hanya akan terjadi, jika memang terjadi, melalui semacam kesepakatan dengan pejuang kemerdekaan Palestina,” surat kabar israel mengutip pernyataan Gallant dan Halevi dalam upacara wisuda perwira pada 31 Oktober.
Perkembangan yang terjadi ini bertepatan dengan konfirmasi Radio Angkatan Darat israel bahwa 87 warga israel tewas pada bulan Oktober, 64 di antaranya adalah perwira, tentara, dan personel keamanan, sedangkan sisanya adalah pemukim ilegal.
Mengenai kerugian israel, Pakar Keamanan dan Kolonel Cadangan di Angkatan Darat israel, Kobi Marom mengakui kepada Channel 12 israel bahwa Tel Aviv, meski bertempur di tujuh garis depan, tidak memiliki strategi militer yang solid dan mekanisme penyelesaian yang jelas, Al-Mayadeen melaporkan.
“israel menghadapi pertempuran yang menantang di Lebanon, yang ditandai dengan aktivitas pesawat nirawak dan rentetan rudal,” kata Marom kepada saluran israel tersebut. Ia menambahkan: “Tidak diragukan lagi bahwa ada operasi yang terkoordinasi dengan baik dan canggih untuk menantang sistem kami.”
Kolonel cadangan tersebut mengatakan kepada Channel 12 bahwa “sistem komando dan kendali pejuang Lebanon sedang ditingkatkan, bersama dengan formasi tembakannya,” dan menekankan bahwa hal ini terjadi “di tengah evakuasi unit permukiman dan gangguan terhadap aktivitas komersial.” (i/knrp)