Berita Palestina

Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza

Pejuang kemerdekaan Palestina ungkap ketidakpatuhan israel dalam gencatan senjata. Pelanggaran harian, seperti keberadaan pesawat pengintai tanpa awak yang terus berlanjut, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu kepada saluran Al Mayadeen yang berbasis di Beirut pada hari Senin (10/2/2025).

Pejabat itu menjelaskan bahwa tembakan terhadap warga Palestina terus terjadi selama pelaksanaan perjanjian, tank-tank melewati jarak yang diizinkan, dan pelanggaran juga termasuk mencegah masuknya peralatan berat, pasokan medis tertentu, dan karavan, Al Mayadeen melaporkan.

“Jelas israel tidak akan berkomitmen untuk melaksanakan tahap kedua perjanjian, terutama mengingat desakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada rencana pemindahan dan pembersihan etnis,” pejabat itu menambahkan.

Pernyataan itu muncul setelah pejuang mengumumkan pada hari Senin bahwa pertukaran tawanan yang ditetapkan pada tanggal 15 Februari telah ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut. Hal ini disebabkan oleh pelanggaran israel yang sedang berlangsung terhadap perjanjian gencatan senjata.

Pejuang menegaskan pada hari Senin komitmennya terhadap ketentuan perjanjian selama pendudukan zionis mematuhinya. Gerakan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “telah memenuhi semua kewajibannya dengan tepat dan dalam tenggat waktu yang disepakati. Namun, pejuang mengatakan israel “tidak mematuhi ketentuan perjanjian tersebut, dan malah melakukan banyak pelanggaran.

Tindakan tersebut meliputi penundaan pemulangan para pengungsi ke Gaza utara, menargetkan rakyat sipil dengan pengeboman dan tembakan, yang menewaskan banyak orang di berbagai wilayah Jalur Gaza, menghalangi masuknya pasokan tempat berlindung yang penting, termasuk tenda, rumah prefabrikasi, bahan bakar, dan peralatan pemindahan puing yang dibutuhkan untuk mengambil jenazah, dan menunda masuknya pasokan medis dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk memulihkan rumah sakit dan sektor perawatan kesehatan.

Pejuang mengatakan telah mendokumentasikan pelanggaran penjajah dan terus memberikannya kepada mediator, namun penjajah tetap melakukan pelanggaran.

Gerakan tersebut menyerukan kepatuhan ketat terhadap perjanjian dan tidak menjadikannya sebagai subjek seleksi, dengan memprioritaskan masalah yang kurang kritis sambil menunda dan menghalangi masalah yang paling mendesak dan penting.

“Penundaan pembebasan tahanan berfungsi sebagai pesan peringatan bagi pendudukan dan sarana untuk memberikan tekanan agar mematuhi ketentuan perjanjian secara tepat,” tegas pejuang.

Gerakan tersebut mencatat bahwa pihaknya sengaja membuat pengumuman ini lima hari penuh sebelum jadwal pertukaran tahanan agar memberi waktu yang cukup bagi para mediator untuk menekan penjajah agar memenuhi kewajibannya dan agar tetap membuka peluang pelaksanaan pertukaran tahanan tepat waktu jika pendudukan mematuhi kewajibannya. (is/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.