RS Al-Shifa Gaza : 21 Anak Meninggal Karena Kelaparan Dalam 72 Jam Terakhir
Kompleks Medis Al-Shifa pada hari Selasa (22/7/2025) mengumumkan kematian 21 anak dalam 72 jam terakhir akibat kelaparan yang disebabkan oleh pengepungan israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Bencana kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan cepat, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa “kelaparan sedang mengetuk pintu.”
Mahmoud Abu Salmiya, direktur Al-Shifa, menyatakan bahwa kematian ini terjadi di tiga rumah sakit di Gaza utara dan selatan, menyoroti skala bencana krisis tersebut. Ia memperingatkan potensi lonjakan angka kematian seiring meluasnya kelaparan di antara penduduk.
Abu Salmiya juga mengungkapkan bahwa 900.000 anak di Gaza kini menderita kelaparan, termasuk 70.000 yang telah mencapai tahap malnutrisi.
Organisasi internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan lebih dari dua juta orang di Gaza menghadapi kelaparan, karena blokade dan pembatasan bantuan israel terus berlanjut di tengah perang yang telah berlangsung hampir 21 bulan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Selasa bahwa situasi di Gaza telah mencapai “tingkat kengerian yang belum pernah terjadi sebelumnya,” menekankan bahwa malnutrisi semakin memburuk dan kelaparan sudah di depan mata. Ia juga memperingatkan bahwa sistem kemanusiaan berada di ambang kehancuran, kehilangan ruang, keamanan, dan kondisi dasar yang dibutuhkan untuk beroperasi.
Pengumuman ini muncul sehari setelah 25 negara Barat — termasuk Inggris dan Prancis — menyerukan diakhirinya perang “segera”, dengan alasan penderitaan warga sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa setidaknya 1.054 warga Palestina telah tewas di Gaza saat mencoba mengakses makanan, termasuk 766 orang di dekat Yayasan Kemanusiaan Gaza — yang didukung oleh israel dan AS — dan 288 orang di dekat konvoi bantuan PBB dan internasional. (is/knrp)