Gaza children vctims aja
Berita Palestina

Pengakuan Tentara israel : Saya Merasa Hancur Karena Bunuh Banyak Anak-Anak Gaza

Ribuan tentara israel telah menghentikan tugas mereka di militer karena trauma psikologis, banyak di antara mereka yang tidak pernah kembali, menurut surat kabar israel, Haaretz (16/9/2025).

Surat kabar berbahasa Ibrani tersebut menerbitkan hasil investigasi selama berbulan-bulan di mana para tentara menceritakan pengalaman mereka menghadapi tekanan psikologis akibat operasi militer israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, Al-Jazeera Arabic melaporkan.

Seorang tentara di Brigade Nahal, yang diidentifikasi oleh surat kabar hanya sebagai Yoni, yang bertugas di pasukan keamanan teknik di lingkungan Beit Lahia, Gaza, menceritakan bagaimana ia melepaskan tembakan pada suatu hari di bulan Mei lalu setelah seorang tentara berteriak, “Teroris, Teroris!” karena mengira mereka diserang oleh pejuang Perlawanan.

“Kami menjadi panik, dan saya langsung naik dengan Negev (sejenis senapan mesin), dan mulai menembaki, menembakkan ratusan peluru,” ujar Yoni.

Itu Sebuah Kesalahan
Yoni mengatakan mereka menyerbu ke depan setelah melepaskan tembakan, hanya untuk menyadari “itu adalah sebuah kesalahan.”

“Saya melihat dua mayat anak-anak, mungkin berusia delapan tahun, mungkin sepuluh tahun, saya tidak tahu,” kenangnya. “Darah berceceran di mana-mana.. Saya ingin muntah, tetapi petugas itu berkata dengan dingin, seolah-olah itu bukan tentang manusia: ‘Mereka memasuki zona terlarang. Ini salah mereka. Begitulah perang.'”

Yoni, yang kemudian dipindahkan ke peran non-tempur, berkata, “Wajah mereka masih menghantui saya. Saya tidak tahu apakah saya akan pernah bisa melupakan mereka.”

Haaretz berbicara dengan beberapa prajurit tempur yang merasa tidak lagi mampu menjalankan tugas tempur. Mereka mengaitkan hal ini dengan kelelahan atau tekanan psikologis, tetapi beberapa juga mengatakan hati nurani mereka tidak lagi dapat menerima apa yang terjadi, tambah laporan Al Jazeera.

Surat kabar tersebut menyatakan bahwa kesaksian tersebut tidak menunjukkan angka marjinal. Sebaliknya, menurut sumber di Departemen Sumber Daya Manusia, ribuan orang diberhentikan dari dinas reguler, beberapa di antaranya dari militer sepenuhnya karena kesehatan mental yang memburuk, sementara sejumlah kecil dipindahkan ke peran logistik atau bekerja di garis belakang. (is/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.