Menlu AS Resmikan Penggalian Kontroversial di Bawah Kompleks Masjid Al-Aqsha
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio meresmikan sebuah situs wisata arkeologi kontroversial yang dikelola oleh kelompok pemukim israel di Al-Quds Timur yang diduduki.
Rubio menjadi tamu kehormatan pada pembukaan apa yang disebut “Jalan Peziarah”, sebuah terowongan yang digali di bawah rumah-rumah warga Palestina di dekat Kota Tua Yerusalem.
Upacara pembukaan berlangsung di Kota Daud, situs arkeologi utama yang dikelola sebagai objek wisata oleh organisasi pemukim Elad di lingkungan Palestina, Silwan.
Kehadiran Rubio dikecam oleh kelompok hak asasi Palestina karena dianggap memberikan dukungan AS terhadap kendali israel melalui permukiman di dekat situs-situs suci paling sensitif di Al-Quds.
Menurut kelompok hak asasi, warga Silwan selama bertahun-tahun menghadapi perintah penggusuran dan pembongkaran rumah untuk memberi jalan bagi permukiman Yahudi dan perluasan taman arkeologi. Permukiman-permukiman itu dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Rubio menyebut penggalian ini mungkin salah satu situs arkeologi terpenting di muka Bumi ini. Dia menegaskan bahwa tempat tersebut memiliki arti mendalam bagi masyarakat AS dan meski dia memahami bahwa “Orang ingin melibatkan politik di dalamnya, Pada akhirnya, ini adalah situs arkeologi yang luar biasa.”
Jejak Kontroversial
Situs arkeologi Kota Daud di Silwan dipimpin dan dikelola kelompok pemukim israel melalui yayasan Elad, bukan lembaga arkeologi netral. Letaknya berada di bawah rumah-rumah warga Palestina, di kawasan yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Al-Quds Timur yang diduduki israel sejak 1967. Karena itu, proyek ini dipandang ilegal menurut hukum internasional.
Banyak pihak menilai penggalian Kota Daud bukan sekadar kegiatan arkeologi, melainkan sarat agenda politik. Proyek ini dilihat sebagai upaya memperkuat klaim israel atas Al-Quds Timur, wilayah yang oleh Palestina diharapkan menjadi ibu kota negara mereka di masa depan.
Dengan sedikitnya 64 penggalian aktif, aktivitas terowongan menimbulkan kekhawatiran serius.
Para pemimpin Palestina dan dunia Islam memperingatkan risiko kerusakan peninggalan sejarah hingga ancaman runtuhnya fondasi Masjid Al-Aqsha. israel menyebut penggalian sebagai upaya mengungkap “warisan Alkitab”, namun karena dilakukan secara tertutup dan tidak dapat diakses warga Palestina, proyek ini dipersepsikan sebagai strategi “Yahudisasi” Al-Quds serta penghapusan identitas Palestina di kota itu. (is/knrp)
