Para Pemimpin Negara Islam Merasa Tertipu Oleh Donald Trump dan Netanyahu

Perubahan besar yang dilakukan Perdana Menteri israel Benjamin Netanyahu terhadap rencana Presiden AS Donald Trump terkait Gaza pada hari Senin telah memicu kemarahan di antara para pejabat Arab yang terlibat dalam negosiasi.

Menurut sumber-sumber yang terpercaya, para pejabat dari Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Turki sangat tidak senang dengan amandemen tersebut.

Sumber-sumber tersebut menjelaskan bahwa perjanjian yang kini diajukan kepada Hamas secara fundamental berbeda dari versi yang sebelumnya dirancang oleh Amerika Serikat, bekerja sama dengan sekelompok negara Arab dan Islam.

Mereka menekankan bahwa intervensi Netanyahu di menit-menit terakhir telah mengubah rencana tersebut dari sebuah inisiatif bersama menjadi sebuah dokumen yang mencerminkan prioritas keamanan israel, alih-alih kerangka kerja yang adil untuk perdamaian.

Dalam pertemuan tertutup selama enam jam pada hari Ahad (28/9/2025), utusan Gedung Putih Steve Witkoff dan menantu Trump, Jared Kushner, bertemu dengan Netanyahu dan penasihat dekatnya, Ron Dermer. Selama perundingan, Netanyahu berhasil memperkenalkan serangkaian perubahan signifikan, terutama pada klausul mengenai syarat dan jadwal penarikan pasukan israel dari Gaza.

Versi final rencana tersebut kini menghubungkan penarikan israel secara langsung dengan kemajuan dalam pembongkaran persenjataan Hamas. Rencana tersebut bahkan lebih jauh lagi dengan memberikan israel hak veto atas seluruh proses.

Media berita Axios mengutip para pejabat AS yang mengatakan bahwa mereka siap mempertimbangkan permintaan klarifikasi atau penyesuaian spesifik dari Hamas, tetapi tidak akan membuka kembali seluruh rencana untuk negosiasi ulang. (is/knrp)