Tangis Bahagia Membuncah, 31.000 Siswa SMA di Gaza Dinyatakan Lulus

Terdengar tangisan kebahagiaan dan perayaan di Jalur Gaza pada hari Kamis, ketika Kementerian Pendidikan Palestina mengumumkan hasil ujian sekitar 31.000 siswa SMA yang lulus setelah dua tahun serangan genosida israel di wilayah tersebut (13/11).

Hasilnya luar biasa tahun ini, lapor kantor berita Anadolu, ketika para siswa merayakan keberhasilan mereka di tengah reruntuhan rumah dan pengungsian – suasana kegembiraan bercampur duka bagi mereka yang kehilangan rumah dan orang-orang terkasih.

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, seluruh proses pendidikan di Gaza telah terhenti total, dengan ratusan sekolah dan universitas hancur dan yang lainnya diubah menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi, tambah laporan tersebut.

Ujian Elektronik
Meskipun situasi yang memprihatinkan, Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi mulai melaksanakan ujian sekolah menengah atas secara elektronik pada bulan Oktober bagi siswa Gaza yang lahir pada tahun 2007.

Laila al-Qudra, yang meraih nilai 96 persen dalam Studi Sains, mengatakan perjalanan akademisnya “tidak mudah di bawah kondisi keras yang dialami siswa-siswa Gaza selama perang.”

Ia mengatakan kepada Anadolu bahwa ia menghadapi “kesulitan besar akibat perang dan kelaparan, serta tantangan dalam mengakses pelajaran.”

“Saya tidak ingin belajar karena genosida, kurangnya alat tulis, referensi, dan makanan, dan jika pun ada, harganya sangat mahal,” kata al-Qudra.

Keluarganya telah mengungsi tiga kali, tegasnya, seraya menambahkan “kami tinggal di tenda di tengah lonjakan suhu.” (is/knrp)