KNRP Ceritakan Kondisi Pengungsi Palestina Saat Silaturahmi ke Republika
Jakarta – Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) kunjungi kantor Harian Umum Republika pada Jum’at (7/4/2017) di Warung Buncit, Jakarta Seatan. Kunjungan selain dalam rangka silaturahim juga memberikan kabar terkini mengenai kondisi pengungsi Palestina terutama di wilayah Lebanon.
Turut hadir Ketua Umum KNRP Suripto, Ketua Harian KNRP Caca Cahayaningrat, Direktur Penyaluran Luar Negri KNRP Suhartono, Wakil Sekretaris Umum Bidang Humas Zakaria Maulana Alief, Humas Adara Relief International Angga Husin. Selain itu hadir pula bersama KNRP Ketua Lembaga Kemanusiaan HARD asal Lebanon Ahmad Yasin yang menceritakan kondisi pengungsi Palestina di Lebanon yang kesulitan.
Ahmad Yasin menceritakan bahwa pengungsi Palestina sudah ada di Lebanon pada tahun 1948, yakni sejak peristiwa Nakbah atau pengusiran besar-besaran oleh Israel. Pengungsi Palestina di Lebanon mengalami banyak kesulitan hidup, kesenjangan sosial cukup tinggi serta konflik kerap terjadi di wilayah pengungsian.
“Pengungsi Palestina di Lebanon banyak berasal dari Palestina bagian Utara dan wilayah terpadat di Ainul Hulwa,” kata Ahmad Yasin.
Sementara Suripto mengajak Republika sebagai media massa bisa menyuarakan kondisi saudara pengungsi Palestina di Lebanon, disamping juga kondisi rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat. KNRP Bahkan, kata Suripto ingin mengajak Republika untuk ikut melihat kondisi langsung pengungsi Palestina di Lebanon dan di wilayah lainnya.
“Sehingga kondisi ini bisa dikabarkan dan diterima oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia. Sehingga mereka bisa lebih memperhatikan nasib para pengungsi Palestina khususnya di Lebanon,” ujar Suripto.
Redaktur Pelaksana Republika Subroto, mengatakan dirinya sudah pernah ke Jalur Gaza dan mengetahui situasinya, namun untuk gambaran pengungsi Palestina terutama di Lebanon adalah sesuatu yang baru. Gambaran kondisi pengungsi Palestina di Lebanon dan negara sekitar Palestina perlu Republika suarakan.
“Republika memang dihadirkan, sebagai aspirasi umat Islam. Yang banyak menampilkan bagaimana pandangan ummat Islam, dan persoalan Palestina termasuk persoalan umat Islam,” kata Subroto. (yp/knrp)