Dihadapan Dubes RI di Lebanon, KNRP Sampaikan Program Bantuan untuk Pengungsi Palestina
Beirut – Dalam kunjungannya ke Duta Besar Republik Indonesia di Lebanon, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menyampaikan program bantuan misi kemanusiaan yang ketiga di Lebanon. Misi kemanusiaan dengan tema Ramadhan Projects KNRP sudah hadir di Lebanon, sejak 18 sampai 21 Juni 2017. Ketua Umum KNRP Suripto, turut menyampaikan dari tahun 2006 sampai 2017, KNRP sudah menyalurkan bantuan dari rakyat Indonesia tidak kurang dari sekitar Rp 250 Miliar.
“Bantuan ini disampaikan rutin dan periodik ke beberapa tempat, baik rakyat Palestina di dalam (Jalur Gaza dan Tepi Barat) juga di luar Palestina, yaitu pengungsi yang tersebar di Lebanon, Turki Selatan, Jordania dan Suriah, juga ada pengungsi Palestina yang tersebar di Indonesia,” jelas Suripto.
Dalam pertemuan tersebut, KNRP hadir dipimpin oleh Ketua Umum KNRP Suripto bersama 8 orang rombongan, 3 orang dari pengurus KNRP Pusat dan 5 orang perwakilan wilayah serta satu orang perwakilan mitra penyaluran KNRP di Lebanon dari lembaga kemanusiaan HARD. Turut menjamu Dubes RI Achmad Chozin Chumaidy didampingi Sekretaris I Bidang Politik Megasurya dan Deputy Bidang Politik Sosial Budaya Imad Yousri.
Di Lebanon, tambah Suripto, selain penyaluran ke pengungsi Palestina di beberapa titik yang dipandu oleh lembaga kemanusiaan HARD yang dipimpin oleh Ahmad Yasin, KNRP juga mengadakan kunjungan ke Daarul Iftaa’ (Dewan Fatwa Lebanon) yang diterima oleh Sekretaris Jenderalnya DR. Amin Al-Kurdi dan juga ke kantor Tabung Zakat Lebanon yang diterima langsung Direktur Utamanya, DR. Zuhair, di Beirut.
Selain melakukan penggalangan dana, KNRP juga melakukan pemahaman tentang kondisi Palestina ke daerah-daerah yang ada di Indonesia, dan kehadiran perwakilan wilayah disetiap penyaluran sangat penting agar apa yang dilihat menjadi penyemangat. Di daerah-daerah sangat tersentuh dengan kondisi yang terjadi kepada para pengungsi Palestina, juga kondisi Jalur Gaza yang terblokade dan penodaan terhadap Masjid Al-Aqsha.
“Juga masyarakat di Indonesia dapat memahami bahwa membantu Palestina, bukan hanya saat ada serangan dari penjajah Israel tapi juga sepanjang masa sampai Palestina dan Masjid Al-Aqsha betul-betul merdeka,” demikian Suripto berharap. (yp/knrp)