Dalam Suasana Mencekam, Lahir 166 Bayi Setiap Hari di Gaza
Kementerian Kesehatan Palestina kemarin mengatakan sebanyak 166 kelahiran tercatat di Jalur Gaza yang terkepung setiap hari, sementara lebih dari 50.000 wanita hamil menghadapi tantangan dalam mengakses layanan kesehatan akibat pemboman israel yang sedang berlangsung, kantor berita Anadolu melaporkan (28/10/2023).
Hal ini tertuang dalam laporan rinci mengenai dampak serangan israel terhadap sektor layanan kesehatan di Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober, yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah.
Menurut laporan tersebut, diperkirakan 5.500 perempuan akan melahirkan bulan depan di Jalur Gaza dalam sistem perawatan yang hancur, sementara lebih dari 130 bayi baru lahir prematur yang bergantung pada inkubator kini menghadapi risiko kematian karena kelangkaan sumber daya dan kurangnya listrik. .
Kementerian mengatakan telah mencatat kasus cacar, kudis dan diare, akibat buruknya sanitasi lingkungan dan penggunaan air yang tidak aman di Jalur Gaza.
Kementerian mengkonfirmasi bahwa pemerintah israel mengancam akan menghancurkan seluruh rumah sakit di Gaza. Sehingga kementerian telah meminta evakuasi 24 rumah sakit di Jalur Gaza utara, dengan total kapasitas 2.000 tempat tidur dan pada saat yang sama mencatat kekurangan akut obat-obatan, peralatan dan personel yang diperlukan untuk merawat sejumlah besar korban luka.
“Rumah sakit di Gaza beroperasi dengan kapasitas lebih dari 150 persen, dimana Kompleks Medis Shifa saat ini merawat 5.000 pasien setiap hari, sementara kapasitasnya adalah 700 pasien,” jelasnya.
Kementerian memperkirakan rumah sakit Turki di Gaza, yang merawat pasien kanker, akan berhenti bekerja dalam waktu 48 jam, karena kekurangan bahan bakar yang parah, mengingat ada sekitar 9.000 pasien yang bergantung pada kemoterapi di rumah sakit ini. (is/knrp)