Dibom Bertubi-tubi, 100 Orang Gugur di Gaza Dalam 24 Jam Terakhir
Di Gaza utara, lebih dari 40 warga Palestina, termasuk pengungsi dari keluarga Al-Araj, gugur dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah di daerah Tal al-Zaatar pada Ahad pagi, Al-Jazeera melaporkan (1/12/2024).
Dalam serangan terpisah di lingkungan Al-Nasr di Kota Gaza, tiga warga sipil gugur, dan beberapa lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, mengalami luka kritis. Dokter di Rumah Sakit Baptis telah melaporkan kasus parah di antara yang terluka.
Gaza Tengah juga menderita kerugian besar, dengan sembilan warga Palestina gugur di kamp Nuseirat setelah serangan udara terhadap dua rumah.
Serangan tambahan di kamp tersebut menewaskan tiga orang, termasuk anak-anak, sementara yang lainnya terluka.
Di Gaza selatan, empat warga Palestina dilaporkan gugur di kamp Shaboura di Rafah, dan dua anak gugur dalam serangan terhadap tenda pengungsi di Khan Yunis.
Pasukan israel telah mengintensifkan kampanye pengeboman mereka di daerah permukiman Gaza utara, memperparah penderitaan sekitar 65.000-75.000 orang yang masih terjebak di sana.
UNRWA menyoroti kondisi kehidupan yang memburuk, dengan mencatat bahwa antara 6 Oktober dan 25 November, israel memblokir 82 dari 91 upaya pengiriman bantuan dan menghalangi sembilan lainnya.
Pejuang kemerdekaan Palestina telah menyerukan penyelidikan internasional atas tuduhan penggunaan senjata terlarang oleh israel yang dilaporkan “menguapkan tubuh,” mengutip laporan dari para dokter dan warga sipil di Gaza utara.
“Kami menuntut pembentukan komite internasional untuk menyelidiki penggunaan senjata terlarang internasional oleh tentara penjajah teroris di Jalur Gaza utara, yang menyebabkan menguapnya tubuh,” kata pejuang dalam sebuah pernyataan.
“Kesaksian mengerikan yang diberikan oleh warga dan dokter di Jalur Gaza utara setelah penggerebekan dan pembantaian yang dilakukan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dengan kuat menunjukkan” bahwa tentara israel menggunakan “senjata terlarang selama kampanye pemusnahan brutal yang telah berlangsung selama lima puluh tiga hari di Jalur Gaza utara,” lanjut pernyataan itu. (is/knrp)