Facebook dan Instagram Hapus Segera Dokumenter Palestina Setelah Dirilis
Hanya beberapa menit setelah The Palestine Chronicle merilis film dokumenter ‘The Black Dress’, yang diproduksi bersama dengan Friends of Palestine Network, perusahaan media sosial META mulai memberlakukan pembatasan untuk menonton.
Instagram dan Facebook khususnya, menghapus film dokumenter tersebut dengan tuduhan mempromosikan organisasi berbahaya.
Terlepas dari kenyataan bahwa ‘The Black Dress’ membantah tuduhan yang sebagian besar didasarkan pada sumber-sumber israel dan tanpa menerima klaim dari organisasi atau entitas mana pun, berbahaya atau tidak, META tetap mempertahankan posisinya, bahkan setelah produser mengaktifkan kembali konten tersebut tanpa merujuk pada organisasi mana pun.
“Sejauh menyangkut META dan organisasi pro-israel lainnya, kebenaran harus disembunyikan selama mungkin atau setidaknya sampai israel menyelesaikan genosida di Gaza,” kata Ramzy Baroud, sejarawan Palestina dan salah satu produsernya.
“Faktanya inilah alasan mengapa film dokumenter ini dirilis, untuk menantang sensor tersebut secara langsung dan untuk menampilkan suara Palestina, yang telah lama tersembunyi karena organisasi media seperti The New York Times dan platform media sosial seperti META. .”
Romana Rubeo, yang juga merupakan salah satu produser dan presenter film dokumenter berdurasi 18 menit tersebut, mengatakan bahwa keputusan META seperti itu “tidak akan menghentikan kami untuk melanjutkan pekerjaan kami.”
“Ini bukan pertama kalinya META dan platform media sosial lainnya melakukan segala daya mereka untuk menyembunyikan suara kita, melalui pelarangan bayangan atau sensor langsung,” kata Rubeo.
“Kami selalu menemukan cara alternatif untuk mengkomunikasikan konten kami karena kami tidak akan menyerah pada misi kami untuk menyebarkan kebenaran dan menghilangkan propaganda arus utama,” tambahnya.
The Palestine Chronicle menyerukan kepada para pembacanya dan semua organisasi media independen serta individu yang tertarik pada sudut pandang alternatif untuk membagikan YouTube dan versi dokumenter lainnya seluas mungkin.
“Kebebasan berpendapat tidak bisa hanya berlaku pada satu pihak dan tidak berlaku sama sekali pada pihak lain,” kata Baroud.
“Tolong bantu kami menyebarkan berita ini,” tambahnya. (is/knrp)