Berita Palestina

Gaza : 75% Infrastruktur Telekomunikasi Rusak, 50% Hancur Total

Layanan komunikasi dan internet di Gaza telah terganggu berulang kali akibat genosida israel yang sedang berlangsung di daerah kantong itu, demikian dilaporkan WAFA. Rincian kerusakan parah pada infrastruktur telekomunikasi daerah kantong itu telah disorot dalam laporan baru oleh Pusat Arab untuk Kemajuan Media Sosial, 7amleh (29/10/2024).

Sektor telekomunikasi telah mengalami kerusakan yang meluas, yang berdampak signifikan pada kehidupan warga di Gaza dan mengganggu layanan penting, kata pusat itu. Menurut penilaian awal oleh grup Palestine Telecommunications Company (Paltel) dan Ooredoo, yang diterbitkan oleh Kementerian Telekomunikasi dan Ekonomi Digital Negara Palestina, 75 persen infrastruktur telekomunikasi Gaza telah rusak, dengan sedikitnya 50 persen hancur total.

Pemadaman total pertama terjadi pada 29 Oktober tahun lalu. Layanan komunikasi telah terputus hampir seluruhnya sedikitnya 15 kali selama setahun kehancuran itu, menurut laporan sebelumnya oleh 7amleh.

Laporan baru ini memberikan wawasan terperinci mengenai kerusakan yang terjadi pada menara komunikasi dan infrastruktur serat optik yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan internet, dengan perkiraan biaya sebesar $90 juta hingga Maret 2024. Saat ini, hanya 30 persen menara komunikasi dan komponen infrastruktur yang beroperasi.

Laporan ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi lokal, yang sangat bergantung pada generator diesel untuk menjaga layanan tetap berjalan, termasuk kekurangan bahan bakar dan pemadaman listrik. Upaya untuk memperbaiki infrastruktur yang hancur terhambat oleh kekurangan tersebut.

Kerusakan diperparah oleh gelombang pengungsian paksa, yang meningkatkan tekanan pada tempat penampungan dan jaringan komunikasi fungsional di area tersebut, serta mempersulit untuk mempertahankan kontak dengan dunia luar. Warga tidak lagi dapat menghubungi layanan darurat, berkomunikasi dengan kerabat, atau mengakses beberapa sumber informasi yang dapat diandalkan, terutama setelah penutupan stasiun penyiaran dan penargetan jurnalis lokal sejak dimulainya genosida israel.

Dalam kondisi yang sulit ini, beberapa warga terpaksa menggunakan kartu e-SIM dari perusahaan telekomunikasi asing agar tetap terhubung. Layanan internet satelit seperti Starlink hanya digunakan dalam kapasitas terbatas di satu rumah sakit di Gaza. Namun, solusi ini menghadapi tantangan terkait biaya tinggi dan jangkauan geografis terbatas, selain perlunya persetujuan israel untuk menyediakan layanan ini, yang membatasi penggunaannya pada area tertentu dengan kemampuan terbatas.

Mengingat tantangan kemanusiaan dan ekonomi yang disebabkan oleh perang yang sedang berlangsung di Gaza, laporan ini mencapai kesimpulan dan rekomendasi penting terkait dampak konflik terhadap sektor telekomunikasi. Temuan menunjukkan bahwa membangun kembali sektor ini memerlukan pendekatan komprehensif yang memenuhi kebutuhan mendesak dan mendasar warga dalam jangka pendek, sekaligus merencanakan rekonstruksi jangka panjang untuk memastikan pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan.

Laporan tersebut mengusulkan dua skenario: yang pertama berfokus pada respons langsung terhadap kebutuhan mendesak dan pemulihan layanan komunikasi melalui solusi sementara, sedangkan yang kedua membahas rekonstruksi jangka panjang melalui investasi signifikan dalam teknologi 4G dan 5G, yang didukung oleh komunitas internasional dan sektor swasta.

7amleh menyerukan intervensi internasional yang mendesak untuk menghentikan perang dan genosida serta berkontribusi dalam membangun kembali sektor telekomunikasi Gaza, yang berfungsi sebagai jalur hidup vital bagi warga dalam kondisi kemanusiaan yang dahsyat ini.

“Kami menegaskan bahwa komunikasi adalah hak asasi manusia yang fundamental, yang menjamin kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi, terutama selama krisis, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,” kata pusat tersebut. “Kami menuntut masuknya bahan bakar dan peralatan yang diperlukan untuk memulihkan layanan secara menyeluruh dan berkelanjutan, dan mendesak otoritas terkait untuk memfasilitasi pengenalan teknologi modern, termasuk layanan satelit, tanpa batasan yang merugikan hak warga Palestina untuk berkomunikasi dan mengakses informasi.” (is/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.