Gencatan Senjata Sebelumnya Dilanggar, Apakah israel Dapat Dipercaya Untuk Berikutnya?

Negosiasi yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza telah memasuki fase yang menentukan dan rumit, karena rencana yang direvisi, yang dijelaskan oleh sumber sebagai modifikasi dari proposal Witkoff sebelumnya, beredar di antara para pihak.

Menurut jaringan berita Lebanon Al Mayadeen, rencana tersebut, yang ditengahi oleh Qatar dengan dukungan dari Amerika Serikat, telah memperoleh persetujuan bersyarat dari Israel dan sekarang sedang menunggu tanggapan Hamas, menurut analis Israel Baruch Yadid dan Amichai Stein dari i24NEWS (3/7/2025).

Kerangka kerja, yang muncul dari pertemuan baru-baru ini antara Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dan utusan AS Steve Witkoff, mencakup gencatan senjata selama 60 hari di mana bantuan kemanusiaan akan dipulihkan dan negosiasi politik jangka panjang akan dimulai.

Sementara AS dan sekutunya menyatakan optimisme tentang potensi rencana tersebut untuk meredakan krisis, para kritikus, termasuk beberapa kelompok Palestina dan mediator Mesir, memperingatkan bahwa rencana tersebut tidak akan menjawab tuntutan politik inti, terutama seruan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel.

Persetujuan Bersyarat Israel, Implementasi Bertahap
Al Mayadeen melaporkan bahwa sumber yang dekat dengan negosiasi tersebut mengindikasikan bahwa Israel telah menyatakan persetujuan bersyarat atas proposal tersebut, setuju untuk melanjutkan pembicaraan bahkan setelah periode gencatan senjata 60 hari jika kemajuan dianggap kredibel.

Pemerintahan Trump dilaporkan telah berkomitmen untuk menjamin durasi gencatan senjata dan telah mengisyaratkan kesediaan untuk memperpanjangnya jika dialog substantif terus berlanjut.

Namun, pemerintah Israel belum berkomitmen untuk mengakhiri kampanye militernya secara resmi. Sebaliknya, mereka telah berjanji untuk berpartisipasi dalam negosiasi yang bertujuan untuk mencapai hasil tersebut. (is/knrp)