israel Hancurkan 65 Tempat Penampungan Pengungsi Sejak Agustus Hingga Oktober
Dari bulan Agustus hingga Oktober tahun ini, tentara israel menargetkan 65 tempat penampungan yang menampung para pengungsi di seluruh Jalur Gaza, menewaskan 672 warga Palestina dan melukai lebih dari 1.000 orang, menurut Euro-Med Human Rights Monitor yang berpusat di Jenewa.
Selama bulan Oktober saja, bangunan yang digunakan sebagai tempat penampungan menjadi sasaran 39 kali, termasuk sekolah, rumah sakit, klinik, dan aula. Lima puluh tujuh lokasi yang menjadi sasaran berada di Kota Gaza atau Jalur Gaza utara, sementara delapan lokasi lainnya berada di bagian tengah daerah kantong yang dikepung, kata Euro-Med dalam laporan terbarunya.
Penargetan tersebut meliputi “penembakan, penembakan langsung, pembunuhan orang-orang yang mengungsi paksa dan keluarga mereka, atau membuat mereka meninggalkan sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di bawah tembakan dan/atau dengan perintah untuk pindah,” kata laporan tersebut.
“Sekolah-sekolah ini kemudian dibakar atau dihancurkan oleh pasukan israel untuk membuatnya tidak dapat dihuni dan mencegah orang-orang yang mengungsi kembali ke sana,” tambah laporan tersebut.
Penargetan israel terbaru terhadap tempat penampungan dan gelombang pengungsian paksa di wilayah utara “telah menyebabkan puluhan keluarga Palestina terpisah dan anggota keluarga mereka terpisah satu sama lain, yang telah menggandakan penderitaan psikologis mereka, dan terutama anak-anak.”
Tim lapangan Euro-Med Monitor melaporkan, pada tanggal 27 Oktober, bahwa tentara israel mengebom Sekolah Asmaa di kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan itu menjadi rumah bagi ribuan orang terlantar, dan pengeboman itu menewaskan 11 warga Palestina termasuk empat wartawan, dua di antaranya perempuan dan melukai puluhan lainnya. Angkatan udara israel telah mengebom sekolah yang sama delapan hari sebelumnya, menewaskan delapan warga Palestina dan melukai yang lainnya.
Serangan udara sebelumnya menargetkan Sekolah Menengah Atas untuk Anak Laki-laki Shuhada Al-Nuseirat pada 24 Oktober, kata laporan itu.
Sekolah ini “menjadi rumah bagi ribuan orang terlantar di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, dan pengeboman itu menewaskan 18 warga Palestina, termasuk 12 anak-anak dan tiga perempuan, dan melukai 52 lainnya”, menurut tim lapangan Euro-Med Monitor. (is/knrp)