israel Hancurkan Kemah Pengungsi di Rafah Dengan Bom Bantuan Dari Amerika
Analisis rekaman video dan tinjauan oleh para ahli senjata peledak mengungkapkan bahwa amunisi yang diproduksi di AS digunakan dalam serangan udara mematikan israel pada hari Minggu di sebuah kamp pengungsi di kota Rafah paling selatan di Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan (29/5/2024).
Video yang menunjukkan tenda-tenda yang dilalap api setelah serangan terhadap “Kamp Perdamaian Kuwait 1” telah ditempatkan secara geografis.
Dalam satu video di media sosial, yang dipastikan berada di lokasi yang sama dengan mencocokkan detail seperti tanda pintu masuk kamp dan ubin tanah, ekor bom berdiameter kecil (SDB) GBU-39 buatan AS terlihat, menurut empat orang ahli yang meninjau rekaman tersebut.
Diproduksi oleh Boeing, GBU-39 adalah amunisi presisi tinggi “yang dirancang untuk menyerang sasaran-sasaran penting yang strategis”, namun menimbulkan kerusakan kecil, kata pakar senjata peledak dan mantan perwira artileri Angkatan Darat Inggris, Chris Cobb-Smith, kepada CNN.
Namun Cobb-Smith mencatat bahwa penggunaan amunisi apa pun di daerah padat penduduk selalu membawa risiko.
Tank-tank israel terlihat pada hari Selasa bergerak lebih jauh ke Rafah untuk pertama kalinya dalam perang israel selama hampir delapan bulan di Gaza, menandai fase baru dalam serangan gencarnya.
Serangan udara pada hari Minggu menewaskan sedikitnya 45 orang dan melukai hampir 250 orang, kata Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza.
Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal Al-Sultan.
Saat ditanyai berulang kali oleh wartawan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan pada hari Selasa bahwa Washington “tentu saja mengutuk hilangnya nyawa” dalam serangan di Rafah, namun menegaskan bahwa israel terus melakukan penyelidikan yang menurutnya akan memberikan pencerahan atas serangan itu (is/knrp)