israel Jatuhkan Bom ke Gereja Katolik Gaza, Tewaskan Dua Orang dan Lukai Pastur
Serangan langsung terhadap Gereja Katolik Keluarga Kudus di Kota Gaza pada Kamis pagi menewaskan dua orang dan melukai beberapa warga sipil, termasuk Pastor Paroki, Pastor Gabriel Romanelli, menurut pernyataan yang dirilis oleh Patriarkat Latin Al-Quds (17/7/2025).
Serangan itu terjadi ketika penembakan israel yang intens terus menghantam lingkungan al-Zaytun, sebuah kawasan permukiman bersejarah di Kota Gaza.
Selama berminggu-minggu, 541 umat Kristen Palestina yang berlindung di dalam kompleks gereja tersebut telah mengalami pemboman terus-menerus, dengan dinding gereja dilaporkan bergetar akibat ledakan di dekatnya.
Menurut surat kabar Italia L’Avvenire, insiden itu terjadi sekitar pukul 10.10 pagi, ketika sebuah bahan peledak yang ditembakkan dari tank israel menghantam atap gereja di dekat salib, menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan.
Puing-puing dilaporkan jatuh ke halaman dalam, menimpa beberapa warga sipil, termasuk dua perempuan lanjut usia yang sedang duduk di dalam tenda yang didirikan oleh Caritas Jerusalem untuk sesi dukungan psikologis. Sesi-sesi ini telah ditangguhkan dalam beberapa hari terakhir karena meningkatnya kekerasan.
Pastor Romanelli, seorang warga negara Argentina yang dikenal rutin memberi pengarahan kepada Paus Fransiskus tentang situasi di Gaza, mengalami cedera kaki tetapi dilaporkan dalam kondisi stabil. Ia dan korban luka lainnya dibawa ke Rumah Sakit Al-Ahli di dekatnya.
Laporan dari sumber medis di Rumah Sakit Al-Ahli mengindikasikan dua kematian setelah penggerebekan tersebut.
Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan enam orang mengalami luka serius, sementara pastor paroki, Pastor Gabriele Romanelli, yang biasa memberi informasi terbaru kepada mendiang Paus Fransiskus tentang konflik israel-Palestina secara rutin, mengalami cedera kaki ringan.
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan bahwa “serangan israel di Gaza juga telah menghantam Gereja Keluarga Kudus”.
“Serangan terhadap penduduk sipil yang telah dilakukan israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima. Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan sikap seperti itu,” tambahnya.
Ini bukan pertama kalinya komunitas Kristen Gaza menjadi sasaran serangan langsung selama operasi militer israel.
Pada bulan Desember 2023, penembak jitu israel menargetkan warga sipil di Gereja Keluarga Kudus yang sama, menewaskan dua perempuan, termasuk Nahida Khalil dan putrinya, Samar Anton. Serangan itu terjadi tak lama setelah serangan mematikan serupa di Gereja Ortodoks Santo Porphyrius, yang menewaskan 18 pengungsi.
Kedua insiden tersebut memicu kemarahan internasional, dan Paus Fransiskus menyampaikan duka cita yang mendalam atas tindakan sengaja menargetkan warga sipil tak bersenjata.
Vatikan belum memberikan komentar langsung, sementara tentara israel mengklaim sedang “menyelidiki masalah ini”. (is/knrp)