israel Tahan 64 Warga Palestina, Termasuk Anak-Anak, Pasca Lepas 90 Tahanan
Tentara Penjajah israel menahan 64 warga Palestina, termasuk anak-anak yang baru berusia 7 tahun, dalam penggerebekan pada Senin (20/1) di wilayah timur Qalqilya, Tepi Barat bagian utara.
Penangkapan ini terjadi sehari setelah israel membebaskan 90 tahanan Palestina berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan faksi-faksi perlawanan di Jalur Gaza, yang mengakhiri genosida selama 15 bulan di wilayah tersebut.
Pasukan israel memasuki Kota Azzun, dan memaksa para pemilik toko untuk menutup usaha mereka, kata jurnalis sekaligus aktivis, Fares Al-Azzouni, kepada Anadolu.
“Pasukan israel menyerbu rumah-rumah dan sebuah masjid, lalu menahan 64 warga, termasuk anak-anak,” kata Al-Azzouni, seraya menambahkan bahwa salah seorang anak yang ditahan berusia tujuh tahun.
Mereka yang ditahan itu dipaksa untuk berbaring tengkurap di sebuah alun-alun publik sebelum digiring berjalan berbaris dengan tangan mereka diletakkan di bahu orang di depannya sambil menundukkan kepala, kata Al-Azzouni.
Para tahanan kemudian dibawa ke kamp militer di pintu masuk utara kota tersebut.
Bentrokan pecah selama penggerebekan. Pasukan israel menembakkan peluru tajam dan gas air mata di kawasan permukiman, ungkap aktivis Palestina itu.
Ia juga menyebutkan bahwa tiga warga Palestina dirawat di rumah sakit setelah diduga dipukuli oleh tentara israel di pintu masuk utara Azzun pada Ahad malam (19/1/2025).
Kesepakatan gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada Ahad, dengan fase pertama berlangsung selama 42 hari.
Selama periode tersebut, negosiasi untuk fase kedua dan ketiga akan dilakukan dengan mediasi dari Mesir, Qatar, dan AS. Kesepakatan itu menghentikan serangan israel di Jalur Gaza. (is/knrp)