Kehabisan Personil, Militer israel Coba Rekrut Imigran Afrika
Pemerintah israel membujuk sekitar 30.000 pencari suaka dari negara-negara Afrika ke negara itu dengan menawarkan mereka status penduduk tetap jika mereka bergabung militer zionis dalam genosida di Jalur Gaza. “Pejabat pertahanan menyadari mereka dapat menggunakan bantuan para pencari suaka dan memanfaatkan keinginan mereka untuk memperoleh status permanen di israel sebagai insentif,” ungkap laporan media israel, Haaretz, dikutip dari Sindonews (17/9/2024).
“Lembaga pertahanan israel menawarkan para pencari suaka Afrika yang berkontribusi pada upaya perang di Gaza, mempertaruhkan nyawa mereka, demi bantuan untuk memperoleh status permanen di israel,” papar Haaretz dalam laporan eksklusif. Mengutip pejabat pertahanan, surat kabar itu mengatakan prosedur ini dilakukan “secara terorganisasi, dengan bimbingan penasihat hukum lembaga pertahanan.” Para pejabat pertahanan memberi tahu Haaretz bahwa proyek tersebut dilaksanakan di bawah bimbingan penasihat hukum dari lembaga pertahanan secara terorganisasi. Ada sekitar 30.000 pencari suaka asal benua Afrika di israel. Mereka menghadapi tekanan yang semakin besar dari politisi anti-imigran, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang secara teratur menyebut mereka sebagai penyusup.
Menurut Haaretz, tidak ada pencari suaka yang berpartisipasi dalam perang yang telah diberi status resmi sejauh ini, dan sumber pertahanan mengatakan masalah etika seputar perekrutan pencari suaka belum ditangani. Surat kabar itu melaporkan para pencari suaka telah digunakan dalam berbagai operasi, mengutip sumber militer. “Ini adalah masalah yang sangat bermasalah,” ujar salah satu sumber. “Keterlibatan para ahli hukum tidak membebaskan siapa pun dari kewajiban untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang ingin kita anut di israel,” papar dia. Haaretz mencatat, cara tentara israel mengerahkan pencari suaka dilarang dipublikasikan karena pembatasan yang diberlakukan oleh sensor militer israel. (is/knrp)