Kemenangan Diplomasi. Irlandia Putus Hubungan Dengan israel. Australia Usir Tentara IDF
Irlandia baru-baru ini bergabung dengan Afrika Selatan dalam gugatan yang menuduh israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Mahkamah Internasional (ICJ).
Keterlibatan Irlandia dalam kasus ini menjadi faktor penting yang membuat israel untuk memutuskan kehadiran diplomatiknya di Dublin.
israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan menutup kedutaan besarnya di Irlandia, menuduh Dublin mengejar “kebijakan anti-israel yang ekstrem,” Anadolu melaporkan (15/12/2024).
Pengumuman itu datang dari Menteri Luar Negeri israel Gideon Sa’ar, yang mengklaim bahwa Irlandia terlibat dalam tindakan dan retorika “antisemit”, berdasarkan “delegitimasi dan demonisasi negara Yahudi.
Dilaporkan pula bahwa dua tentara israel ditolak masuk ke Australia setelah diminta untuk mengisi dokumen mengenai peran mereka dalam kejahatan perang, di tengah meningkatnya kesadaran internasional mengenai genosida yang dilakukan tentara penjajahan israel di Jalur Gaza.
Menurut surat kabar israel Ynet News, dua saudara kandung israel, Omer Berger yang berusia 24 tahun dan Ella Berger yang berusia 22 tahun, mengajukan visa ke Australia dua bulan lalu bersama dengan anggota keluarga mereka.
Sementara permohonan visa anggota keluarga lainnya disetujui dengan cepat, Omar dan Ella diminta untuk melengkapi formulir setebal 13 halaman yang diminta dari personel militer yang bertempur dalam konflik, karena mereka berdua saat ini bertugas di militer penjajah israel.
Formulir tersebut dilaporkan berisi pertanyaan mengenai keterlibatan mereka dalam kekerasan fisik atau psikologis, peran mereka sebagai penjaga atau pejabat di fasilitas penahanan, dan apakah mereka telah berpartisipasi dalam kejahatan perang atau genosida.
Baik Omer maupun Ella Berger tidak menerima tanggapan apa pun dari otoritas Australia sebelum keberangkatan mereka yang dijadwalkan, menurut laporan, yang menyebabkan saudara perempuan tersebut kembali ke israel sementara saudara laki-lakinya tetap berada di Thailand sambil menunggu tanggapan.
Insiden ini terjadi di tengah seruan untuk meminta pertanggungjawaban tentara penjajah israel atas kemungkinan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza yang terkepung, terutama di tengah tuduhan yang dijatuhkan terhadap pejabat pemerintah dan militer israel di pengadilan internasional termasuk Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Australia tampaknya telah menjauhkan diri dari persepsi bahwa mereka sedang meneliti personel militer israel dan peran mereka dalam genosida Gaza.
Menurut Departemen Dalam Negeri Australia, tidak ada perlakuan khusus yang diberikan kepada warga negara israel selama konflik yang sedang berlangsung, dengan seorang juru bicara dilaporkan menyoroti bahwa 11.000 visa untuk warga israel telah disetujui selama setahun terakhir dan bersikeras bahwa formulir yang panjang tentang kejahatan perang hanyalah prosedur rutin yang terkadang diminta untuk aplikasi individu. (is/knrp)