Ketika Penjajah Jarah Air Palestina
Desa-desa dan kota-kota Palestina di Tepi Barat yang diduduki menderita kekurangan air yang parah, sementara permukiman ilegal yang mengelilinginya berkembang pesat, surat kabar Israel Haaretz melaporkan kemarin.
Menggambarkan situasi di Tepi Barat, Haaretz menulis: “Di seberang desa berdebu di Tepi Barat yang diduduki, pohon kurma dibiarkan mati. Rumah kaca kosong dan sepi.”
Dilaporkan bahwa orang-orang Palestina mengatakan “mereka hampir tidak mendapatkan cukup air untuk memandikan anak-anak mereka dan mencuci pakaian mereka, apalagi menghidupi ternak dan menanam pohon buah-buahan.”
Surat kabar israel membandingkan situasinya dengan permukiman ilegal khusus Yahudi yang melanda orang Palestina, dengan mengatakan bahwa mereka “terlihat seperti oasis,” dengan menyatakan: “Bunga liar menyembur menembus tanah. Ikan budidaya berenang di deretan kolam yang rapi. Anak-anak memercik di kolam komunitas.”
“Orang-orang haus, tanamannya haus,” kata Hazeh Daraghmeh, seorang petani kurma Palestina berusia 63 tahun di daerah Jiftlik di Lembah Yordan, kepada Haaretz. “Mereka, penjajah israel mencoba menekan kami selangkah demi selangkah,” tambahnya.
Fenomena ini adalah hal yang umum dalam penguasaan tanah Palestina di Tepi Barat. Pendirian pemukiman ilegal israel selalu diikuti dengan penguasaan sumber air. Apa pun dilakukan termasuk menggusur desa Palestina dan penduduknya. (is/knrp)