Kisah Pilu Bayi Yatim Gaza Yang Meninggal dalam Pengeboman Keempat israel
Ini adalah kisah keluarga Abu Zaid dan putra mereka yang berusia dua tahun, Kareem, yang selamat dari tiga pemboman dan terbunuh pada pemboman keempat.
“Rumah tetangga kami dibom pada hari kedua perang, puluhan orang menjadi syahid dan terluka, dan keluarga Abu Zaid juga terkena dampak pemboman tersebut,”
Hajja Um Musab Al Shatli menceritakan kepada The Palestine Chronicle.
“Istri dan anak tetangga kami, Hamzah Abu Zaid, terluka sehingga keluarganya memutuskan untuk berlindung di rumah keluarga istrinya Saad,” tambahnya.
“Namun, dua minggu kemudian, pasukan penjajah mengebom gedung itu. Istri Hamzah, Saad dan putrinya yang berusia 11 tahun, Jana, tewas, sementara putranya yang berusia 9 tahun, Omar, dan putranya yang berusia dua tahun, Kareem, terluka.”
Kami menghubungi Hamzah, dan dia menjelaskan kepada kami bagaimana penjajah israel menghancurkan keluarganya.
“Kareem tinggal sendirian selama tiga bulan,” kata Hamzah Abu Zaid kepada The Palestine Chronicle.
Setelah meninggalkan rumah sakit, keluarga tersebut memutuskan mengungsi ke rumah kerabat lain, di Nuseirat. Beberapa hari kemudian, israel mengebom gedung itu dan banyak yang tewas dan terluka, termasuk Kareem yang berusia dua tahun.
“Anak laki-laki saya, Kareem, menjadi martir dalam pemboman tersebut, bersama ibu saya, saudara perempuan saya, saudara laki-laki saya Zaid, keluarganya, saudara laki-laki saya Sahib dan beberapa anaknya. Putra saya Omar terluka parah, dan dia sekarang terbaring di rumah sakit menerima perawatan karena patah tulang besar di tubuhnya.”
“Omar selamat dari kematian empat kali, Kareem selamat dari kematian tiga kali dan syahid pada kematian keempat,” kata Abu Zaid.
“Kareem mengikuti ibunya. Dia sangat dekat dengan ibunya dan tidak sanggup dipisahkan darinya, namun dia hidup sekitar 100 hari sebagai yatim piatu setelah ibu dan saudara perempuannya mati syahid”. (is/knrp)