Dialog aktual berbangsa dan bernegara
Berita, Info KNRP

KNRP Hadiri Forum Dialog tentang Peran Strategis Indonesia dalam OKI dan Perdamaian Dunia

Jakarta — Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) turut hadir dalam forum diskusi berbangsa dan bernegara bertema “Peran Strategis Indonesia dalam OKI dan Perdamaian Dunia” yang digelar oleh MPR RI bekerja sama dengan Lembaga Kajian Strategis Pembangunan (LKSP). Acara berlangsung di Hotel Aston TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).

Forum ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, Lc. MA., Dr. H. Sukamta, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, Dr. Yasmi Adriansyah, dan Agung Nurwijoyo, M.Sc., serta dihadiri peserta dari berbagai organisasi termasuk KNRP.

Diskusi tersebut bertujuan memperluas wawasan publik mengenai diplomasi Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) serta memperkuat peran Indonesia dalam mendorong perdamaian dunia. Selain itu, forum juga memaparkan informasi mengenai agenda pemilihan Sekretaris Jenderal OKI tahun 2026, di mana salah satu kandidat berasal dari kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Acara dimulai setelah salat Isya dengan rangkaian kegiatan berupa pembukaan, pemaparan materi oleh narasumber, sesi tanggapan, serta penutup. Di akhir forum, penyelenggara memberikan plakat kepada para pembicara.

Dalam diskusi, para pembicara menyoroti sejumlah isu penting. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu inisiator berdirinya OKI pada 1969 dan menilai diplomasi Indonesia telah sejalan dengan tujuan organisasi tersebut, termasuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Ia juga menyinggung meningkatnya dinamika global, termasuk berubahnya sikap generasi muda di Amerika Serikat terhadap penjajah israel.

Dr. H. Sukamta menekankan bahwa politik luar negeri bebas aktif Indonesia harus tetap diarahkan pada kepentingan nasional, terutama di tengah konstelasi multipolar. Ia juga menyoroti upaya penyebaran isu oleh pihak pro- penjajah israel di luar negeri terkait posisi diplomatik Indonesia.

Sementara itu, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim menilai kondisi dunia sedang menghadapi krisis keadilan global dan hegemoni kekuatan besar. Ia mendorong penerapan prinsip Washiyatul Islam sebagai soft power diplomasi Indonesia.

Dr. Yasmi Adriansyah menyoroti situasi kemanusiaan di Palestina, termasuk pembatasan gerak warga di Tepi Barat akibat pos pemeriksaan militer penjajah israel. Ia juga menyebut besarnya harapan agar Indonesia mengambil peran lebih kuat di OKI, terutama menjelang pemilihan Sekretaris Jenderal tahun 2026.

Pembicara terakhir, Agung Nurwijoyo, M.Sc., menilai perlunya definisi yang lebih jelas tentang “dunia Islam” dalam konteks OKI. Ia menekankan bahwa peran OKI dalam isu global harus berlandaskan nilai, bukan hanya dimanfaatkan sebagai instrumen politik.

Forum ditutup dengan ajakan para pembicara agar Indonesia terus mengambil peran strategis dalam OKI dan memperkuat kontribusinya terhadap perdamaian dunia. (wm/knrp)

Leave A Comment

Your Comment
All comments are held for moderation.