Konvoi 1000 Orang Dari Afrika Utara Berangkat Untuk Patahkan Blokade Gaza
Konvoi bantuan darat berupa bus dan mobil menyeberang ke Libya pada hari Selasa dalam perjalanan menuju Mesir, dengan tujuan untuk mengakhiri pengepungan kemanusiaan israel yang melumpuhkan di Jalur Gaza (10/6/2025).
Terdiri dari 12 bus dan 100 mobil pribadi, konvoi Sumoud (ketahanan dalam bahasa Arab) yang diikuti lebih dari 1.000 peserta, dipimpin oleh masyarakat sipil Tunisia serta peserta dari Aljazair, Maroko, Mauritania, dan Libya, berangkat dari ibu kota Tunisia pada hari Senin.
“Kami melintasi beberapa kota Libya dan kini sudah dekat dengan Al-Zawiya, 51 km sebelah barat Tripoli,” kata Mohammed Ameen Binnour, koordinator medis konvoi tersebut, kepada kantor berita Anadolu.
Binnour mengatakan konvoi bantuan tersebut disambut oleh warga Libya di jalan-jalan dan diberi penghormatan resmi oleh pasukan keamanan Libya.
Pihak Libya “juga memberikan berbagai macam bantuan kepada konvoi tersebut, termasuk makanan, air dingin, dan barang-barang lainnya,” tambahnya.
Dukungan Beragam
Para peserta, yang kabarnya termasuk diplomat, pengacara, profesional medis, dan aktivis, berencana untuk menyeberang dari Libya ke Mesir pada hari Kamis sebelum mencapai kota Rafah di dekat perbatasan dengan Gaza.
Bennour sebelumnya mengatakan kepada Anadolu bahwa konvoi tersebut “merupakan bagian dari inisiatif global yang melibatkan lebih dari 30 negara dari Eropa, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara.”
“Kami bergerak dengan koordinasi berbagai organisasi yang bertujuan untuk mencapai Gaza melalui darat, laut, dan udara,” imbuhnya, seraya menekankan tujuan mereka adalah mencapai Gaza melalui darat dan meningkatkan kesadaran global tentang apa yang terjadi di sana melalui berbagai acara yang mereka adakan di sepanjang jalan.
“Kami berkoordinasi dengan berbagai inisiatif” seperti Pawai di Gaza dan Pawai Global di Gaza, katanya.
Menurut Majalah Carthage Tunisia, penyelenggara menyatakan bahwa konvoi tersebut merupakan “respons langsung terhadap blokade di laut, sebuah upaya untuk memberikan tekanan pada Mesir agar memfasilitasi bantuan dan mengizinkan orang-orang yang membutuhkan lewat.”
“Kairo belum memberikan izin lewat, sehingga masuk ke Gaza bergantung pada sikap Mesir,” demikian laporan majalah tersebut. (is/knrp)