Info KNRP

Lagu Daerah Papua Dan Indonesia Raya Jadi Pembuka Palestine Solidarity Day 2015

perkusi

Jakarta – Yamko rambe yamko, lagu daerah asal Papua, dan Indonesia Raya jadi pembuka peringatan Palestine Solidarity Day (PSD) 2015 pada minggu pagi (29/11) di Istora Senayan Jakarta. Lagu Yamko rambe yamko dibawakan oleh tim perkusi SMPIT Al-Auliyah pada pukul 9.20 waktu setempat. Setelahnya disambung alunan Indonesia Raya oleh Al-Izzah.

Hadirin menyambut gemuruh tepuk tangan aksi SMPIT Al-Auliyah dan Al-Izzah. Seolah hujan yang mengguyur area Istora Senayan tidak menyurutkan semangat ribuan hadirin yang memadati panggung utama Istora Senayan.

PSD 2015 merupakan hari solidaritas dunia bersama masyarakat Palestina, untuk mengajak masyarakat di Indonesia peduli dan turut mengambil bagian dalam merealisasi kemerdekaan Palestina dan penjajahan Israel. Sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 45 yang menegaskan, “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Turut hadir mengisi pentas seni dan konser musik dari Opick “Tombo Ati”, Melly Goeslaw, Sandy Canester, dan Helvy Tiana Rosa. Hadir pula tokoh nasional yang ikut menyampaikan orasi nasionalnya dari Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Shodikun, Ustadz Bachtiar Nasir, Lc serta dari Dr. Saiful Bahri, MA.

KH. Shodikun, dalam kesempatan orasinya mengungkapkan bersyukur dan mengapresiasi kegiatan PSD 2015 ini. Dirinya berpesan agar kegiatan PSD tidak berhenti sampai Palestina menjadi negara yang berdaulat.

“Oleh karena itu kita tidak berhenti sebelum Yahudi Israel berhenti membantai dan menteror warga palestina. Kita tidak boleh berhenti, sebelum yahudi israel mengangkat kakinya dari tanah palestina,” tegas utusan Ketua MUI Pusat ini yang disambut gemuruh takbir hadirin.

Acara PSD 2015 diselenggarakan oleh Asia Pasific Community for Palestine (Aspac) dan didukung oleh Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Rumah Zakat, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, MP 4 Palestine, Spirit of Aqsa, Adara Relief International, Palestinaku dan Mathlaul Anwar. (yp/knrp)