Lebih dari 1.000 Kasus Boikot Akademik Terhadap israel
Lebih dari 1.000 insiden boikot akademis terhadap warga israel telah tercatat selama dua tahun terakhir, di tengah serangan genosida yang sedang berlangsung di Gaza, menurut surat kabar israel, Haaretz (28/10).
“Kita berada dalam situasi terburuk, dari sudut pandang boikot akademis, yang pernah kita alami selama dua tahun terakhir,” kata Profesor Ariel Porat, presiden Universitas Tel Aviv.
Porat menambahkan, “Kita masih berharap situasi akan membaik setelah perang berakhir, tetapi permusuhan terhadap israel belum hilang.”
Surat kabar tersebut mengutip Asosiasi Pimpinan Universitas yang telah mencatat lebih dari 1.000 insiden boikot oleh institusi, asosiasi profesi, kelompok riset, atau peneliti individu selama dua tahun terakhir. Angka tersebut “tiga kali lipat dari total tahun lalu.”
Haaretz mencatat bahwa daftar insiden tersebut “dihimpun dari laporan para peneliti israel yang mengalami penolakan untuk bekerja sama atau mengundang mereka ke konferensi, baik oleh peneliti lain, universitas, lembaga riset, maupun asosiasi profesi; penolakan peneliti asing untuk datang ke israel; penghentian program pertukaran pelajar; penolakan untuk melakukan tinjauan sejawat; penundaan publikasi artikel; atau komentar antisemit yang ditujukan kepada mereka.”
Namun, pada kenyataannya, “boikot tersembunyi terhadap israel jauh lebih luas,” demikian pernyataan laporan tersebut. (is/knrp)
