Media israel: 50.000 Tentara Gagal Rebut Satu Pun Desa di Lebanon
Pasukan penjajah israel gagal merebut satu desa pun di Lebanon selatan, meskipun telah mengerahkan lebih dari 50.000 tentara dalam invasi darat selama sebulan, demikian dilaporkan surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth (3/11/2024). Serangan saat ini melibatkan lima divisi—tiga kali lipat jumlah pasukan yang dikerahkan selama perang 2006 yang gagal tetapi tidak menghasilkan perolehan teritorial yang signifikan.
Laporan tersebut mengaitkan kemunduran israel dengan strategi taktis efektif pejuang Lebanon, termasuk pertahanan berlapis dan serangan presisi terhadap unit lapis baja israel. Kolonel Jack Neriya, mantan penasihat Perdana Menteri Yitzhak Rabin, mengatakan para pejuang Lebanon membiarkan pasukan israel maju sebelum menjebak mereka dalam penyergapan, yang telah menimbulkan tantangan bahkan bagi unit elit. “Taktik penyergapan ini telah menciptakan tantangan ekstrem bagi pasukan israel, termasuk unit elit seperti Golani dan pasukan komando lainnya,” katanya.
Pejuang Lebanon mengklaim telah menghancurkan 42 tank Merkava, empat buldoser, dua Hummer, sebuah kendaraan lapis baja, dan sebuah pengangkut pasukan sejak invasi dimulai. Gerakan perlawanan Lebanon juga melaporkan lebih dari 95 tentara israel tewas dan 900 lainnya terluka. Pasukan israel telah berjuang untuk memetakan posisi pejuang dan melawan pesawat tanpa awak yang sulit ditangkap.
Bulan lalu saja, Yedioth Ahronoth melaporkan, 64 tentara israel dan 24 pemukim tewas di tengah permusuhan yang sedang berlangsung. Selain itu, serangan pejuang Lebanon, yang melibatkan ribuan rudal dan pesawat tanpa awak, telah memicu 14.000 sirene peringatan di israel.
Meskipun mendapat dukungan besar dari artileri dan kekuatan udara, kampanye militer israel hanya mengalami sedikit kemajuan. Media israel tersebut mencatat bahwa kegagalan yang sedang berlangsung ini dapat menyebabkan lebih banyak korban jiwa di pihak israel daripada dalam perang mana pun sejak akhir 1940-an. (is/knrp)