Mufti Besar Al-Aqsha : israel Gunakan Perang Untuk Perketat Kontrol Atas Masjid Al-Aqsha
Mufti Besar Baitul Maqdis dan pengkhotbah Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri memperingatkan pada hari Selasa (18/6/2025) bahwa otoritas penjajah israel mengeksploitasi perang dengan Iran dan genosida di Jalur Gaza, untuk memperketat kontrol atas Masjid Al-Aqsha dan memberlakukan pembatasan lebih lanjut terhadapnya, dalam sebuah “serangan terang-terangan” terhadap hak umat Islam untuk beribadah dan upaya baru untuk memaksakan kedaulatan israel atas masjid suci tersebut.
Sejak dimulainya perang di Gaza, para pemukim israel telah meningkatkan serangan mereka ke Masjid Al-Aqsha sementara otoritas israel memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada Departemen Wakaf Islam untuk melemahkan peran Yordania dalam mengawasi masjid tersebut melalui Kementerian Wakaf Yordania.
“Kota Suci itu sepenuhnya dikepung, dan Masjid Al-Aqsha telah menjadi sasaran pengepungan ketat sejak pecahnya agresi di Gaza,” kata Sheikh Sabri dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa penjajah israel sedang menjalankan kebijakan sistematis untuk mengusir kaum muda dan jamaah dari tempat-tempat suci mereka.
Sabri menjelaskan bahwa tindakan penjajah israel bertujuan untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsha yang telah ada sejak 1967 dan memaksakan kendali penuh israel atasnya, sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk meyahudikan kota Baitul Maqdis dan mengubah karakter bangunan bersejarah dan tempat-tempat sucinya.
Ia menganggap praktik tersebut sebagai “penyeberangan garis merah yang berbahaya”, Pelanggaran yang jelas terhadap kesucian Masjid Al-Aqsha, dan provokasi langsung terhadap sentimen jutaan umat Muslim di seluruh dunia.
Sheikh Sabri memperingatkan bahwa kelompok-kelompok Yahudi ekstremis saat ini sedang bersiap untuk mengorganisir pawai provokatif di dalam Kota Tua dan serangan massal ke kompleks Masjid Al-Aqsha bertepatan dengan hari raya Yahudi. (is/knrp)