OKI Kecam Penyerbuan Masjid Al-Aqsha, Serukan Aksi Internasional Segera
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsha pada Rabu pagi (9/10/2025) oleh ratusan pemukim israel, didampingi Menteri Keamanan Nasional sayap kanan israel, Itamar Ben-Gvir. OKI menggambarkan penyerbuan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap kesucian masjid dan penghinaan terhadap sentimen umat Islam di seluruh dunia.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi yang berbasis di Jeddah tersebut juga mengecam penutupan Masjid Ibrahimi di Hebron oleh otoritas israel, menyebutnya sebagai perpanjangan dari pelanggaran berulang terhadap tempat-tempat suci Islam dan kebebasan beribadah. OKI menekankan bahwa praktik-praktik tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Konvensi Jenewa dan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang relevan.
Menegaskan kembali pendiriannya yang tegas, OKI menegaskan bahwa “Masjid Al-Aqsha, dengan luas keseluruhan 144 hektar, adalah tempat ibadah khusus bagi umat Islam.” OKI menekankan bahwa israel tidak memiliki kedaulatan atas Al-Quds atau tempat-tempat sucinya dan mendesak masyarakat internasional untuk bertindak cepat guna menjaga status quo historis dan hukum di kota yang diduduki tersebut.
Penyerbuan tersebut terjadi pada hari kedua hari raya Yahudi Sukkot, ketika sekelompok pemukim memasuki Al-Aqsha di bawah pengawalan ketat polisi. Para saksi melaporkan pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk menari, bernyanyi, mempersembahkan tanaman, dan melakukan ritual keagamaan di dalam kompleks tersebut.
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas) mengutuk penyerbuan tersebut sebagai provokasi terencana yang bertepatan dengan peringatan pembantaian Al-Aqsha. Gerakan tersebut mengatakan tindakan tersebut mencerminkan “pola pikir fasis” pemerintah israel dan penargetannya yang disengaja terhadap tempat-tempat suci umat Islam. (is/knrp)