PBB: Keluarga Palestina di Jalur Gaza Mendapatkan Satu Kali Makan untuk 2 atau 3 Hari Kedepan
Istanbul – Biro PBB untuk Koordinasi Urusan Manusia pada Kamis (20/6) mengatakan, bahwa sejumlah keluarga Palestina di selatan Jalur Gaza makan satu kali “untuk 2 atau 3 hari”, sedangkan keluarga lainnya mengandalkan “berbagai makanan” satu sama lain, seperti yang dilansir oleh laman situs aa.com.tr.
Hal ini disampaikan dalam pernyataan pers dari Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq, yang dilansir oleh laman situs UN News.
“Ratusan ribu pengungsi selatan Jalur Gaza menderita akibat buruknya akses ke pengungsian, pelayanan kesehatan, makanan, air dan limbah,” jelas Farhan.
Ia menambahkan, dari tanggal 7 hingga 14 Juni, lembaga PBB ini melaksanakan evaluasi kemanusiaan di lokasi pengungsian yang berlokasi di Deir Al-Balah, Khan Yunis dan daerah Al-Mawashi di Rafah. Tempat tersebut dinilai sebagai tempat pengungsian sementara yang penuh sesak.
Evaluasi itu juga menyebutkan, bahwa para tempat mengungsi ini sangat membutuhkan perbaikan dan memberikan apapun perlindungan dari panas ekstrim.
“Akses terhadap air sangat rendah dan masyarakat Palestina terpaksa mengantri berjam-jam untuk mendapatkannya, serta terpaksa bergantung dengan air laut untuk keperluan rumah tanggal,” kata Farhan.
Ia melanjutkan, penyebaran penyakit menular yang terus menerus terjadi disebabkan meluapnya air limbah, penyebaran serangga, hewan pengerat dan ular, serta kurangnya bahan-bahan kebersihan dan fasilitas sanitasi.
Ia melaporkan, bahwa sejumlah keluarga mendapatkan makan hanya satu kali untuk setiap harinya dan sebagian lainnya mendapatkan makan satu kali untuk setiap dua atau tiga hari. Para keluarga ini sebagian besar bergantung pada roti dan pembagian makanan dengan keluarga Palestina lainnya.
“Pembatasan akses terus melemahkan penyaluran bantuan dan layanan kemanusiaan penting di seluruh Jalur Gaza,” lanjutnya.
Lembaga PBB ini mengabarkan, dalam waktu 1 sampai 18 Juni, 28 misi bantuan terorganisir dari 68 misi, telah difasilitasi ke utara Jalur Gaza. Sementara itu, otoritas penjajah israel menolak kedatangan 8 misi, lalu menghambat 16 misi dan 9 misi dibatalkan karena alasan logistik, operasional dan keamanan.
Wakil Juru Bicara PBB ini menegaskan, bahwa operasi Kemanusiaan di Jalur Gaza harus difasilitasi sepenuhnya dan menghilangkan seluruh hambatan yang ada. (wm/knrp)