PBB Umumkan Gelombang Kelaparan Hantam Gaza
Program Pangan Dunia (WFP) di Palestina telah memperingatkan bahwa sistem pangan di Jalur Gaza sedang runtuh dan bantuan yang ada saat ini hanya memenuhi 10 persen kebutuhan pangan. Semua penduduk Jalur Gaza, tegas badan PBB, membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Dalam pernyataannya kepada Pusat Berita PBB pada Rabu malam (15/11/2023), Kepala Komunikasi WFP Palestina Alia Zaki menyatakan bahwa masyarakat di Jalur Gaza akan lebih rentan terhadap penyebaran penyakit dalam skala yang lebih besar karena sistem kekebalan tubuh mereka akan melemah karena mereka tidak makan. makanan yang cukup. “Sistem pangan di Gaza sedang runtuh, tidak ada lagi makanan yang tersisa di gudang, hampir tidak ada lagi makanan yang tersisa di gudang. Jumlahnya sangat sedikit dan dijual dengan harga yang semakin tinggi. Toko roti telah tutup.” tambahnya.
“Kami telah mulai mendistribusikan kurma batangan WFP yang kental dengan nutrisi, diperkaya dengan vitamin dan mineral, sehingga kami dapat mencoba memastikan bahwa masyarakat mendapatkan asupan kalori sebanyak yang mereka butuhkan. Dalam waktu dekat, kami juga akan mendistribusikan makanan pendamping ASI bagi ibu hamil dan bayi untuk memastikan bahwa makanan tersebut setidaknya memberikan dukungan pendampingan terhadap gizi mereka.”
Zaki menjelaskan bahwa program PBB bergantung pada makanan kaleng, kurma, dan roti untuk membantu masyarakat lainnya yang semakin berisiko mengalami kekurangan gizi.
Beliau juga menekankan perlunya menyediakan bahan bakar, mengingat bahwa kekurangan bahan bakar membatasi kemampuan program untuk membantu mereka yang membutuhkan karena tanpa bahan bakar, truk tidak dapat bergerak, pabrik tidak dapat menggiling gandum dan toko roti tidak dapat membuat roti dan kehidupan akan terhenti.
Pasokan pangan yang masuk melalui penyeberangan Rafah dari Mesir saat ini hanya 10 persen dari kebutuhan pangan seluruh penduduk Jalur Gaza yang berjumlah 2,2 juta jiwa yang semuanya membutuhkan bantuan pangan. (is/knrp)