Pemukim Ilegal Yahudi Serang Kota – Kota di Tepi Barat
Insiden-insiden ini terjadi di tengah lonjakan kekerasan pemukim ilegal di bawah perlindungan tentara penjajah selama musim panen zaitun.
Komisi Perlawanan Tembok dan Pemukiman mengatakan dalam laporan bulanan mereka yang dirilis pada hari Ahad, bahwa Tepi Barat yang diduduki mencatat total 360 serangan selama musim zaitun pada bulan Oktober, yang sebagian besar difokuskan di kota Nablus, WAFA melaporkan (5/11/2024).
Serangan pemukim tersebut mencakup 245 tindakan vandalisme dan pencurian, 26 di antaranya adalah insiden pencurian tanaman zaitun. Pada saat yang sama, 22 adalah pencurian peralatan panen, selain pencurian 15 tenda dan karavan milik warga Palestina, dan tiga insiden pencurian kendaraan, kata laporan itu.
Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa pada bulan Oktober, tercatat 1.401 insiden penebangan pohon, 1.339 di antaranya adalah pohon zaitun.
“Kerusakan dilaporkan terjadi di beberapa provinsi, dengan Hebron mengalami kerugian paling parah dengan 740 pohon, diikuti oleh Nablus dengan 193 pohon, Ramallah dengan 178 pohon, Bethlehem dengan 160 pohon, Salfit dengan 100 pohon, dan Qalqilya dengan 30 pohon,” menurut laporan tersebut sebagaimana dikutip oleh WAFA.
September lalu, media israel melaporkan bahwa israel sekarang menganggap Tepi Barat sebagai medan perang, setelah operasi yang meningkat selama berhari-hari. Selain korban jiwa, kerusakan signifikan telah terjadi pada infrastruktur kota-kota seperti Jenin, Tulkarm, Nablus, dan Tubas.
Badan Pengungsi dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) mengatakan bahwa pekan pertama bulan September merupakan pekan yang “paling mematikan” bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak November tahun lalu.
“Banyak orang gugur, termasuk tujuh anak-anak,” kata UNRWA di X, seraya menambahkan bahwa “Seiring berkecamuknya perang di Gaza, kekerasan dan kehancuran di Tepi Barat meningkat setiap jamnya.” (is/knrp)