Penundaaan Ditolak MA, Netanyahu Akan Diseret ke Pengadilan israel
Kantor Kejaksaan Negara menyampaikan kepada Pengadilan Distrik Al-Quds bahwa mereka menentang permintaan penundaan Netanyahu.
Kejaksaan Negara israel telah menentang permintaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menunda kesaksiannya dalam persidangan korupsinya, media israel melaporkan pada hari Selasa (12/11/2024).
Perdana menteri meminta pengadilan pada hari Senin untuk menunda kesaksiannya sekitar 80 hari, dengan alasan fokusnya saat ini pada perang di Gaza dan Lebanon.
Namun, Kantor Kejaksaan Negara menyampaikan kepada Pengadilan Distrik Al-Quds bahwa mereka menentang permintaan penundaan Netanyahu. Mereka berpendapat bahwa pengadilan telah memberinya cukup waktu untuk mempersiapkan kesaksian.
Seperti yang dicatat oleh surat kabar israel Haaretz, pengadilan akan meninjau permintaan Netanyahu dan membuat keputusan pada hari Rabu.
Netanyahu dijadwalkan untuk bersaksi di pengadilan pada tanggal 2 Desember. Persidangan korupsi Netanyahu dimulai pada tanggal 24 Mei 2020.
Berdasarkan hukum israel, Netanyahu tidak diharuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya selama persidangan kecuali jika dia dihukum oleh Mahkamah Agung, yang dapat memakan waktu beberapa bulan untuk mencapai keputusan akhir.
Tuduhan terhadap Netanyahu belum pernah terjadi sebelumnya bagi perdana menteri israel yang sedang menjabat dan melibatkan tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Sidang tersebut mencakup tiga kasus utama, yang sering disebut dengan nomor berkas polisi: Kasus 1000, 2000, dan 4000. Setiap kasus menuduh bahwa Netanyahu menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan politik dengan imbalan keuntungan bagi tokoh bisnis yang berpengaruh.
Yang pertama, Kasus 1000, menuduh bahwa Netanyahu menerima hadiah mewah, termasuk cerutu, sampanye, dan perhiasan, dari para dermawan kaya seperti produser Hollywood Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer.
Jaksa berpendapat bahwa hadiah-hadiah ini, yang bernilai ratusan ribu dolar, bukan sekadar tanda persahabatan tetapi disertai dengan harapan akan mendapatkan bantuan politik sebagai balasannya.
Kasus 2000 berpusat pada hubungan Netanyahu dengan Arnon Mozes, penerbit Yedioth Ahronoth, salah satu surat kabar utama israel. Netanyahu dituduh berupaya menegosiasikan liputan yang menguntungkan sebagai imbalan atas pembatasan peredaran israel Hayom, surat kabar saingan yang dikenal karena sikap mendukungnya.
Tuduhan paling serius muncul dalam Kasus 4000, yang sering disebut sebagai kasus Bezeq-Walla. Dalam kasus ini, Netanyahu, yang saat itu juga menjabat sebagai menteri komunikasi, dituduh memberikan manfaat regulasi yang substansial kepada Bezeq, perusahaan telekomunikasi terbesar di israel. (is/knrp)