Pesepakbola Terancam Penjara 10 Bulan Karena Aksi Solidaritas Gaza di Media Sosial
Pemain internasional Aljazair Youcef Atal, yang saat ini menjadi pesepakbola di skuad Nice Prancis, menghadapi kemungkinan tidak dapat bergabung dengan tim nasionalnya, yang dikenal sebagai ‘Prajurit Gurun’, di putaran final Afrika yang dijadwalkan di Pantai Gading bulan depan.
Hal ini disebabkan oleh keputusan pengadilan di Perancis atas postingan di media sosial yang mendukung masyarakat Gaza, saat mereka menghadapi genosida langsung oleh militer israel, Al-Jazeera melaporkan (20/12/2023).
Jaksa Perancis di kota Nice, yang terletak di Perancis selatan, menuntut penangguhan hukuman penjara 10 bulan dan denda sebesar 45.000 euro terhadap Atal, yang diadili pada 18 Desember oleh Pengadilan Kriminal Nice.
Putusan tersebut rencananya akan diumumkan pada 3 Januari.
Sambil menunggu keputusan akhir, Atal akan dilarang meninggalkan Prancis dan karenanya akan melewatkan tahap pertama persiapan Aljazair untuk turnamen kontinental tersebut.
Atal juga berisiko melewatkan Kejuaraan Afrika jika pengadilan Prancis menguatkan hukuman penjaranya.
Final Negara-Negara Afrika akan berlangsung dari 13 Januari hingga 11 Februari tahun depan.
Tim sepak bola Nice mengumumkan skorsing Atal bulan lalu, dan komite disiplin Liga Prancis juga menghukum pemain Aljazair itu dengan skorsing tujuh pertandingan.
Keputusan ini diambil karena dukungan Atal terhadap perjuangan Palestina, dan protesnya terhadap serangan mematikan israel terhadap warga sipil di Gaza, dalam video yang ia posting di akun Instagram-nya.
Situs web Prancis ‘Nice Matin’, menyebutkan bahwa Atal tidak akan kembali lagi mengenakan seragam Nice bahkan setelah masa hukumannya berakhir, dan sang pemain diperkirakan akan dijual pada periode transfer musim dingin.
“Jika ada yang harus diadili, maka itu adalah pemerintah Prancis, khususnya Presiden Prancis Emmanuel Macron,” kata jurnalis Palestina dan komentator politik Ramzy Baroud.
“Macron dan para pejabat tingginya, bersama dengan sejumlah besar politisi dan intelektual Prancis telah menghasut kekerasan terhadap warga Palestina di Gaza, dan terus mendukung genosida israel yang sedang berlangsung dengan segala cara yang mereka bisa,” tambahnya. (is/knrp)