Rumah Sakit Al-Shifa. Satu – Satunya Yang Tersisa, Harapan Terakhir Warga Gaza
Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan salah satu fasilitas medis terbesar di Gaza, kini menghadapi tantangan luar biasa dalam memberikan perawatan kepada warga Gaza yang terluka. Sejak serangan udara israel yang mengenai Rumah Sakit Baptis Al-Ahli – satu-satunya rumah sakit yang sepenuhnya berfungsi di wilayah tersebut – kapasitas operasional Al-Shifa semakin tertekan menurut laporan Andolu Ajansi.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, menyatakan bahwa saat ini rumah sakit hanya beroperasi mencapai 25% dari kapasitas normalnya. Kondisi ini dipicu oleh hancurnya fasilitas lain yang selama ini berperan sebagai pusat pelayanan kesehatan di Gaza, termasuk rumah sakit yang hancur total akibat serangan udara terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.
Meskipun dengan kondisi yang terbatas, Al-Shifa kini menjadi satu-satunya fasilitas utama yang menampung korban luka dan warga sakit. Hal ini semakin diperparah oleh jumlah pasien yang terus meningkat akibat agresi terus-menerus dari pihak israel.
Selain Al-Shifa, hanya ada dua rumah sakit operasional lainnya di Gaza, yaitu Rumah Sakit Al-Quds dan Rumah Sakit Bulan Sabit Merah. Namun, kapasitas kedua rumah sakit tersebut juga sangat terbatas dan tidak mampu mengakomodasi jumlah korban yang semakin bertambah.
Menurut laporan, serangan terbaru oleh pesawat tempur israel pada hari Minggu menyebabkan dua rudal menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, menimbulkan kerusakan parah sehingga membuat fasilitas tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Serangan tersebut merupakan bagian dari serangkaian tindakan militer yang terus berlanjut oleh pasukan israel di Jalur Gaza. Dalam periode Agresi yang berlangsung sejak Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina dengan mayoritas merupakan wanita dan anak-anak gugur akibat serangkaian serangan “penyerangan genosida”.
Sementara itu, upaya hukum internasional juga sedang berjalan. International Criminal Court (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. (mf/knrp)