Sedikitnya Dua Anak di Gaza Meninggal Akibat Gelombang Panas
Dua anak dilaporkan meninggal akibat gelombang panas yang tidak biasa di Jalur Gaza yang terkepung, sementara Kementerian Kesehatan Palestina memperingatkan bahwa air minum yang tidak aman membahayakan nyawa warga.
“Ketika suhu meningkat, kondisi kehidupan di Gaza memburuk,” kata Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) pada X pada hari Minggu (28/4/2024).
Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, mengatakan: “Kami menerima laporan bahwa setidaknya dua anak meninggal karena gelombang panas.”
“Apa lagi yang harus ditanggung: kematian, kelaparan, penyakit, pengungsian, dan sekarang tinggal di bangunan mirip rumah kaca di bawah panas terik,” tegasnya.
Lazzarini mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir, “Gaza sedang mengalami gelombang panas yang tidak biasa.”
Hal ini, jelasnya, menjadikan “kondisi kehidupan yang sudah tidak manusiawi menjadi lebih buruk lagi bagi 1,5 juta orang, yang sebagian besar hidup di bawah lembaran plastik di Rafah.”
“Kita tidak bisa menanggung penderitaan ini, jika kita terus melakukan operasi militer besar-besaran. Perang ini harus dihentikan, gencatan senjata sudah terlambat di Gaza.”
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada hari Sabtu bahwa dengan ditutupnya laboratorium kesehatan masyarakat dan ketidakmampuan untuk menguji air minum, serta “larangan masuknya klorin” atau alternatif apa pun untuk mengolah air minum, “semua warga Gaza Strip mengonsumsi air yang tidak aman, sehingga membahayakan nyawa mereka.”
Kementerian juga memperingatkan penyebaran penyakit akibat meluapnya air limbah dan penumpukan sampah di jalan-jalan dan di antara tenda-tenda pengungsi.”
Hal ini ditambah dengan “penyebaran reptil dan serangga, serta kenaikan suhu.” (is/knrp)