Semakin Banyak Pasien Meninggal di RS Al-Shifa
Direktur rumah sakit melaporkan mengatakan lebih banyak orang akan meninggal jika situasi bencana ini terus berlanjut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan serangan kedua pada hari Ahad menyebabkan kerusakan signifikan pada unit perawatan intensif. Unit kardiologi rumah sakit rusak parah di pagi hari akibat serangan.
Di unit anak, tiga bayi meninggal pada Ahad pagi, sehingga jumlah bayi yang meninggal dalam waktu kurang dari 48 jam menjadi lima akibat terhentinya layanan medis di Al-Shifa. Setidaknya 37 bayi prematur berisiko berada di ICU.
Ada juga risiko bahwa “pasien dialisis dapat meninggal karena ketidakmampuan untuk mengobati mereka dan akumulasi racun dalam darah mereka.”
Juga pada hari Ahad, Direktur Jenderal Rumah Sakit di Jalur Gaza, Muhammad Zaqout, dilaporkan memperingatkan dalam konferensi pers bahwa situasi bencana di Kompleks Medis Al-Shifa mengancam nyawa sekitar 650 pasien dan terluka, termasuk 36 anak-anak.
Rumah sakit masih dikepung oleh tank-tank yang mengelilinginya dari segala arah.
“Staf medis melakukan segala upaya untuk memberikan perawatan kepada pasien dan korban luka, bahkan menggunakan metode konvensional di tengah kondisi kemanusiaan yang mengerikan, dan kekurangan pasokan medis, makanan, dan air.”
Dikatakan bahwa permohonan berulang kali untuk bantuan internasional yang mendesak, mengingat pengepungan selama seminggu dan pemadaman komunikasi dan internet selama lima hari, tidak berhasil.
Pasukan penjajah israel telah meningkatkan kehadiran mereka, memisahkan wilayah selatan dari wilayah utara dan mencegah ambulans mencapai wilayah yang terkena dampak.
“Hal ini mengakibatkan banyaknya jenazah yang terlantar dan membatasi kemampuan respons medis, dengan hanya satu rumah sakit yang beroperasi di Gaza dan dua di utara,” pernyataan itu menyimpulkan. (is/knrp)